DPR Inggris Tolak Bahas Kesempatan Brexit, Alasannya?

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 22 Oktober 2019 12:01 WIB

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara setelah parlemen Inggris memilih apakah akan mengadakan pemilu dini atau tidak, di Parlemen di London, Inggris, 10 September 2019.[Parliament TV via REUTERS]

TEMPO.CO, London – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengalami penolakan dari DPR saat mengusulkan pengambilan suara terkait kesepakatan Brexit yang dibuat dengan Uni Eropa.

Ketua DPR Inggris atau House of Commons, John Bercow, menolak menggelar pemungutan suara pada Senin, 21 Oktober 2019.

Bercow beralasan sejumlah isu yang diajukan pada hari itu telah dibahas pada Sabtu pekan sebelumnya. Saat itu, politikus oposisi menolak rancangan kesepakatan yang dibuat Johnson dan Uni Eropa.

“Kesimpulannya, mosi hari ini secara substansi memiliki kesamaan dengan mosi pada Sabtu pekan lalu. Dan DPR telah memutuskan soal itu. Kondisi hari ini secara substansi sama dengan Sabtu kemarin,” kata Bercow kepada parlemen seperti dilansir Reuters pada Senin, 21 Oktober 2019.

Bercow melanjutkan,”Mosi hari ini tidak akan dibahas dalam perdebatan karena bersifat pengulangan dan tidak tertib jika pembahasan dilakukan.”

Advertising
Advertising

Menurut Bercow, pemerintah Inggris masih bisa mendapatkan ratifikasi kesepakatan Brexit pada 31 Oktober jika mendapat dukungan dari parlemen. Juru bicara pemerintah mengatakan PM Johnson merasa kecewa dengan keputusan itu.

Ini artinya pemerintah Inggris harus berupaya mengesahkan legislasi yang dibutuhkan untuk ratifikasi itu.

Namun, politikus oposisi berencana untuk menggagalkan upaya itu, yang bakal menghancurkan kesepakatan Brexit yang dibuat Johnson dan UE.

Politikus Jacob Rees-Mogg mengatakan pemerintah ingin agar DPR mengesahkan rancangan kesepakatan Brexit tadi sebelum di bawa ke tingkat lebih atas atau House of Lords.

Sedangkan politikus dari Partai Nasional Skotlandia, Nicola Sturgeon, mengatakan waktu yang ada terlalu mepet untuk bisa mengesahkan pembahasan kesepakatan yang rumit seperti Brexit.

Berita terkait

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

1 hari lalu

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

DJ ternama, Alan Walker menghebohkan publik lantaran membagikan nomor telepon Indonesia menjelang konser di Jakarta. Lantas, siapakah Alan Walker?

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

2 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

3 hari lalu

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

Setiap negara memiliki makanan khas, termasuk Inggris. Berikut terdapat 11 makanan khas Inggris yang paling populer untuk referensi Anda.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

3 hari lalu

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

PROTECT ditujukan untuk memperkuat hak-hak perempuan pekerja migran, anak-anak dan kelompok berisiko di Indonesia

Baca Selengkapnya

Profil Sirkuit Silverstone Inggris, Tempat Balap Formula 1 Pertama Diselenggarakan

3 hari lalu

Profil Sirkuit Silverstone Inggris, Tempat Balap Formula 1 Pertama Diselenggarakan

Silverstone adalah salah satu sirkuit paling ikonik di dunia balap Formula 1.

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

4 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

4 hari lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

5 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Ajang Balap Formula 1 Pertama Diadakan 74 Tahun Lalu, Siapa Juaranya?

5 hari lalu

Ajang Balap Formula 1 Pertama Diadakan 74 Tahun Lalu, Siapa Juaranya?

Formula 1 pertama di Sirkuit Silverstone, Inggris dimenangkan oleh Guiseppe Farina, berikut profilnya

Baca Selengkapnya

Rishi Sunak Minta Universitas di Inggris Lindungi Mahasiswa Yahudi dari Pelecehan

8 hari lalu

Rishi Sunak Minta Universitas di Inggris Lindungi Mahasiswa Yahudi dari Pelecehan

Rishi Sunak menyerukan pada universitas di Inggris agar melindungi mahasiswa pemeluk yahudi dari pelecehan menyusul unjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya