Inggris Bakal Tetap Lakukan Brexit pada 31 Oktober

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 21 Oktober 2019 12:01 WIB

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara sebelum pemungutan suara mengenai kesepakatan Brexit yang dinegosiasikan ulang, perdebatan politik yang dijuluki "Super Saturday", di House of Commons di London, Inggris 19 Oktober 2019. [Parlemen Inggris / Jessica Taylor / Handout via REUTERS]

TEMPO.CO, London – Pemerintah Inggris berkukuh akan tetap meninggalkan Uni Eropa atau Brexit pada 31 Oktober 2019. Pernyataan ini terlontar meskipun Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, telah didesak parlemen untuk mengirim surat ke UE meminta perpanjangan tenggat waktu Brexit atau British Exit.

“Kami tetap akan keluar pada 31 Oktober 2019. Kami memiliki cara dan kemampuan untuk melakukannya,” kata Michael Gove, menteri yang terlibat dalam proses Brexit, seperti diberitakan Sky News dan dikutip Reuters pada Ahad, 20 Oktober 2019.

Parlemen Inggris mengharuskan Johnson untuk mengirim surat ke UE meminta perpanjangan waktu Brexit jika belum tercapai kesepakatan pada pertemuan puncak Inggris dan UE pada 17 Oktober 2018.

Ketentuan parlemen ini tertuang dalam undang-undang, yang didukung anggota parlemen yang menolak Inggris keluar dari UE tanpa adanya kesepakatan. Penundaan itu bisa berlangsung hingga 31 Januari 2019.

Johnson telah mengirim surat yang dimaksud ke UE tapi tidak menandatanganinya. Dia juga mengirim surat lainnya yang ditandatangani dan menyebut penundaan Brexit hanya merugikan semua pihak.

Advertising
Advertising

“Surat itu dikirim karena parlemen mengharuskannya. Tapi parlemen tidak bsai mengubah pikiran PM. Parlemen tidak dapat mengubah kebijakan pemerintah atau kemauannya,” kata Gove.

Johnson sebenarnya mengirim tiga surat sekaligus ke Presiden Dewan Eropa, Donald Trusk. Surat pertama berisi ringkasan bahwa pemerintah Inggris mengikuti undang-undang. Surat kedua yang tidak ditandatangani berisi UU Benn, yang mengharuskannya untuk mengirim surat.

Dan surat ketiga Johnson menyebut dia tidak menginginkan perpanjangan penundaan Brexit.

“Saya telah menyatakan dengan jelas sejak menjadi PM dan telah menjelaskannya ke parlemen lagi hari ini, dan posisi pemerintah, bahwa penundaan lebih lama akan merugikan kepentingan Inggris dan UE serta hubungan kita berdua,” kata Johnson dalam surat ketiga, yang ditandatangani sebagai Boris Johnson soal Brexit.

Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

7 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

9 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

1 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

2 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

2 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

2 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

3 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

3 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya