Amerika Serikat Khawatir Kondisi Hong Kong

Rabu, 16 Oktober 2019 20:00 WIB

Pekerja kantor anti-pemerintah mengenakan topeng menghadiri protes waktu makan siang, setelah media lokal melaporkan larangan yang diharapkan atas masker wajah di bawah hukum darurat, di Central, di Hong Kong, Cina, 4 Oktober 2019. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Jakarta - Randall Schriver, Wakil Menteri Pertahanan Amerika bidang keamanan Indo-Pasifik pada Selasa, 15 Oktober 2019 menyebut Amerika Serikat waswas adanya penggunaan sejumlah taktik dalam unjuk rasa di Hong Kong. Washingtong juga khawatir otoritas Beijing dan Hong Kong saat ini semakin berat dalam menangani gelombang unjuk rasa di wilayah Hong Kong.

"Tentu saja ada beberapa kekhawatiran soal penggunaan sejumlah taktik dalam gelombang unjuk rasa. Namun secara garis besar, kami khawatir semakin berat beban Beijing dan otoritas Hong Kong yang harus ditanggung terkait apa yang kami sebut bagian dari legitimasi aktivitas masyarakat Hong Kong," kata Schriver, seperti dikutip dari reuters.com.

Seorang pemrotes anti-pemerintah yang mengenakan topeng menghadiri protes waktu makan siang, setelah media lokal melaporkan larangan penggunaan masker wajah di di Central, di Hong Kong, Cina, 4 Oktober 2019. Larangan penggunaan masker bagi pendemo, dianggap sebagai sebuah langkah yang menjadi titik balik mengarahkan Hong Kong ke otoriterianisme. REUTERS/Jorge Silva

Menurut Schriver, kepolisian Hong Kong dan otoritas di sana memiliki sejarah menjunjung tinggi hukum dan memiliki sebuah sistem peradilan yang bagus. Hanya saja, Amerika Serikat tak bisa menepis kekhawatiran bagaimana hal ini bisa terdistorsi dan berubah menjadi sebuah tindakan represif.

"Secara keseluruhan ini mengkhawatirkan, kami melihat hak otonomi yang semakin berkurang dan pengaruh Beijing yang semakin besar. Otoritas di Hong Kong semakin terbebani dan tergerusnya hal-hal yang dijanjikan pada masyarakat Hong Kong," kata Schriver.

Advertising
Advertising

Hong Kong sudah empat bulan diguncang gelombang unjuk rasa besar-besaran, yang dipicu oleh RUU ekstradisi yang memungkinkan pelaku kriminal di Hong Kong disidangkan di Cina.

Sebagian besar aksi protes itu berakhir ricuh, dimana aparat kepolisian melepaskan gas air mata yang dibalas dengan lemparan bom molotov. Meski RUU itu sudah ditangguhkan, masyarakat masih Hong Kong turun ke jalan menyusul kekhawatiran Beijing akan semakin menguatkan cengkramannya ke Hong Kong dan menggerus hak-hak demokratis di sana.

Berita terkait

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

22 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

2 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

2 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

2 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

2 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya