ABC News Minta Maaf Keliru Tayangkan Video Invasi Turki ke Suriah

Rabu, 16 Oktober 2019 08:30 WIB

Ledakan terlihat di kota perbatasan Suriah Ras al-Ain [Stoyan Nenov / Reuters]

TEMPO.CO, Jakarta - ABC News meminta maaf pada Senin kemarin setelah keliru menayangkan video invasi Turki ke Suriah, yang ternyata lapangan tembak di Kentucky.

"Kami telah merekam video yang ditayangkan di 'World News Tonight Sunday' dan 'Good Morning America' pagi ini yang tampaknya berasal dari perbatasan Suriah segera setelah pertanyaan diajukan tentang keakuratannya. ABC News menyesali kesalahannya," tulis permintaan maaf ABC seperti dilaporkan New York Times, 14 Oktober 2019.

Seorang wakil untuk ABC News menolak berkomentar tentang bagaimana kesalahan tayang itu terjadi.

Video yang menyertai laporan tentang pengeboman menunjukkan ledakan dan asap terlihat di kegelapan. Tom Llamas, seorang pembawa acara "World News Tonight" dari ABC News berbicara tentang rekaman video tersebut.

Advertising
Advertising

"Video ini menunjukkan pengeboman militer Turki Kurdi di kota perbatasan Suriah," kata Llamas, dalam laporan yang ditayangkan ulang di YouTube.

Namun sejumlah orang di media sosial menyebut bahwa video tersebut sangat mirip dengan video yang diunggah ke YouTube pada April 2017 dengan Judul "Knob Creek night shoot 2017". Video tersebut mengacu pada acara senapan mesin malam yang diadakan oleh Knob Creek Gun Range di Kentucky.

Seorang karyawan lapangan tembak yang enggan disebut namanya, pada hari Senin mengatakan bahwa dia tidak yakin siapa yang merekam video. Tetapi dia mengatakan dia mengakui video telah diambil di fasilitas latihan tembaknya.

Presiden Donald Trump juga menanggapi kekeliruan ABC News di Twitter, dengan mengejek ABC News menyiarkan rekaman palsu. Trump bahkan menyinggung skandalnya terkait Ukraina.

"Mereka tertangkap menggunakan rekaman PALSU mengerikan dari pemboman Turki di Suriah. Aib nyata. Besok mereka akan mengajukan pertanyaan softball kepada putra Sleepy Joe Biden, Hunter, seperti mengapa Ukraina & Cina membayar Anda jutaan dolar saat Anda tidak tahu apa-apa? Suap?" tulis Trump.

Organisasi berita memiliki berbagai sistem untuk memeriksa rekaman untuk memverifikasi keaslian. Claire Wardle, direktur eksekutif First Draft, sebuah organisasi yang memerangi disinformasi online, mengatakan bahwa situasi semacam ini bisa dicegah dengan cara relatif mudah dengan menggunakan alat seperti pencarian gambar terbalik.

"ABC memiliki tim yang sangat bagus yang melakukan pekerjaan ini. Tapi saya berasumsi bahwa pada hari Minggu, ketika mereka mungkin kekurangan staf, mereka gagal melakukan pemeriksaan verifikasi yang diperlukan, dan di bawah tekanan yang datang dengan berita, video ini berhasil lolos," katanya.

Kesalahan penayangan ABC terjadi satu minggu setelah Presiden Trump berjanji untuk membersihkan jalan bagi invasi Turki ke Suriah utara, membuat sekutu Kurdi di Suriah merasa dikhianati.

Berita terkait

Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

2 hari lalu

Galih Loss Mengaku Buat Konten yang Diduga Menistakan Agama untuk Menghibur

Niat itu kini berujung penahanan Galih Loss di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

2 hari lalu

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

Konten kreator TikTok Galih Loss meminta maaf atas konten video tebak-tebakannya dengan seorang anak kecil yang dianggap menistakan agama.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Membuat Video Singkat di Instagram Notes

3 hari lalu

Begini Cara Membuat Video Singkat di Instagram Notes

Selain teks dan emoji, pengguna dapat memposting video looping berdurasi dua detik yang hanya akan tayang selama 24 jam di Instagram Notes.

Baca Selengkapnya

Galih Loss Minta Maaf Usai Buat Video Penistaan Agama di TikTok

4 hari lalu

Galih Loss Minta Maaf Usai Buat Video Penistaan Agama di TikTok

Galih Loss Minta maaf dan mengakui video TikTok yang diunggah menistakan agama Islam.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

5 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

7 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk pertama kalinya bereaksi terhadap serangan negaranya terhadap Israel awal bulan ini

Baca Selengkapnya

YouTube Uji Algoritma Baru, Konten Relevan Bakal Ditampilkan Paling Awal

10 hari lalu

YouTube Uji Algoritma Baru, Konten Relevan Bakal Ditampilkan Paling Awal

Pengguna yang terpilih bakal mendapatkan pembaruan tampilan di YouTube.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

10 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya

Pembaruan Zoom dan Mengenali Fiturnya

10 hari lalu

Pembaruan Zoom dan Mengenali Fiturnya

Zoom Workspace 6.0 sebagai nama baru dari produk ini

Baca Selengkapnya

Google Chat Akan Seperti WhatsApp, Bisa Panggilan Audio dan Video

11 hari lalu

Google Chat Akan Seperti WhatsApp, Bisa Panggilan Audio dan Video

Pengguna Google Chat tidak perlu berpindah aplikasi ke Google Meet untuk mengagendakan rapat lanjutan via audio maupun video.

Baca Selengkapnya