BUMN Cina Keluar dari Kesepakatan Kerja Sama dengan Iran

Senin, 7 Oktober 2019 17:55 WIB

Gas menyala dari anjungan produksi minyak di ladang minyak Soroush di Teluk Persia, selatan ibu kota Teheran, 25 Juli 2005. [REUTERS / Raheb Homavandi]

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan minyak BUMN asal Cina, China National Petroleum Corp, menarik diri dari kesepakatan kerja sama mengembangkan sebuah gas alam lepas pantai milik Iran, South Pars yang ada di Teluk Persia. Kesepakatan itu bernilai US$ 5 miliar atau Rp 70 trilun.

Kementerian Perminyakan Iran membenarkan keputusan Cina itu. Kesepakatan South Pars tampaknya aktivitas bisnis terakhir yang terganggu oleh tekanan Amerika Serikat terhadap Tehran menyusul keputusan Presiden Trump menarik diri kesepakatan nuklir Iran yang dibuat pada 2015.

Keputusan itu terjadi di tengah perang dagang Amerika Serikat - Cina. Beijing dan Washington sama-sama memberlakukan tarif retribusi miliaran dolar untuk barang-barang impor dari kedua negara.

"China National Petroleum Corp tidak lagi ada di dalam proyek," kata Menteri Perminyakan Iran, Bijan Zangeneh, Minggu, 6 Oktober 2019.

Seorang anggota staf memindahkan bendera Iran dari panggung setelah foto grup dengan menteri luar negeri dan perwakilan dari AS, Iran, Cina, Rusia, Inggris, Jerman, Prancis dan Uni Eropa selama pembicaraan nuklir Iran di Pusat Internasional Wina di Wina,Austria, 14 Juli 2015. [REUTERS / Carlos Barriaoto]

Advertising
Advertising

Dikutip dari aljazeera.com, Senin, 7 Oktober 2019, Menteri Zangeneh tidak menjelaskan lebih lanjut alasan China National Petroleum Corp menarik diri dari kesepakatan. Zangeneh hanya menyebut, perusahaan asal Cina itu menarik diri dari kontrak untuk mengembangkan gas alam lepas pantai South Pars.

Cina belum memberikan komentar atas hal ini.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengkomplain kampanye Amerika Serikat untuk melawan Iran dan dampaknya terhadap investasi asing. Sebelumnya pada Juli 2019, kapal tanker Stena Impero yang berbendera Inggris disita setelah meninggalkan pelabuhan Iran.

"Kami telah menerima banyak masalah di bidang investasi karena banyaknya tekanan dari kebijakan Amerika Serikat. Saat ini kami sedang mencoba menghapuskan masalah yang muncul," kata Zarif.

Saeed Leilaz, analis yang berkantor pusat di Tehran sangat yakin kendati Cina sudah angkat kaki dari kesepakatan pengembangan South Pars, Cina akan tetap menjadi mitra dagang Iran terbesar.

Berita terkait

Kunjungan Kerja ke Turkiye, Retno Marsudi Bawa Isu Palestina

6 jam lalu

Kunjungan Kerja ke Turkiye, Retno Marsudi Bawa Isu Palestina

Retno Marsudi menyebut Turkiye dan Indonesia sepakat perlunya memperkuat kolaborasi kedua negara guna mendukung perjuangan bangsa Palestina.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

10 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

17 jam lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

19 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

22 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

22 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

23 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke Turkiye untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara

1 hari lalu

Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke Turkiye untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara

Retno Marsudi kunjungan kerja ke Turkiye pada Rabu, 1 Mei 2024, untuk mempererat hubungan kedua negara.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

1 hari lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya