Demonstran Hong Kong Tolak Larangan Masker

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 6 Oktober 2019 10:01 WIB

Pekerja kantor anti-pemerintah mengenakan topeng menghadiri protes waktu makan siang, di Central, di Hong Kong, Cina, 4 Oktober 2019. Demonstran anti-pemerintah yang bertopeng disebut menodai perayaan Hari Nasional China pada Selasa kemarin, dengan merusak fasilitas umum di seluruh Hong Kong. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Hong Kong – Demonstran Hong Kong melakukan pawai menolak penerapan Undang-Undang Darurat yang melarang mereka mengenakan masker atau penutup wajah saat melakukan protes di jalan pada Sabtu, 5 Oktober 2019.

Ribuan warga turun di sejumlah lokasi di Hong Kong dan menggelar unjuk rasa tanpa izin dari polisi. Mereka juga merencanakan sejumlah demonstrasi selama akhir pekan ini.

Mayoritas demonstran turun ke jalan pada siang dan malam dengan mengenakan berbagai penutup wajah. Mereka tidak menggunakan helm atau peralatan pelapis tubuh, yang kerap digunakan sejumlah pemrotes yang radikal.

Situasi terasa sunyi dan lengang karena banyak toko dan pusat perbelanjaan tutup setelah terjadi kerusuhan pada demonstrasi Jumat malam.

“Undang-undang pelarangan penggunaan masker wajah itu langkah pertama. Jika kami tidak melawannya, maka tahun 2047 bakal segera tiba,” kata Hosun Lee, salah satu warga yang berdemonstrasi, merujuk pada tahun Hong Kong menjadi terintegrasi penuh ke sistem otoriter Cina, seperti dilansir Channel News Asia pada Sabtu, 5 Oktober 2019.

Advertising
Advertising

Pasca penyerahan Hong Kong ke Cina pada 1997 oleh Inggris, ada kesepakatan satu negara dua sistem. Ini artinya Hong Kong menganut sistem demokrasi dan Cina menerapkan sistem komunis.

Menurut demonstran lainnya, Sue, 22 tahun, demonstrasi kemarin merupakan ekspresi warga.

“Kami merasa harus turun ke jalan untuk membela hak dasar kami memakai masker,” kata dia, yang mengenakan penutup wajah hitam dan kacamata gelap. “Pemerintah Hong Kong perlu belajar mereka tidak bisa menekan warga seperti ini.”

Di distrik Tsim Sha Tsui, yang terletak di dekat pelabuhan, seorang demonstran mengenakan pakaian lucu berbentuk pisang berwarna kuning. Tulisan di kostum itu adalah ‘berontak’.

Namun, di kawasan Sheung Shui, yang terletak di dekat perbatasan dengan Cina, sekelompok demonstran menyerang toko yang dimiliki oleh warga Cina atau dianggap mendukung Beijing. Mereka memecahkan kaca jendela toko.

Sekelompok petugas terlihat menangkap seorang warga yang mengenakan penutup wajah dan membuatnya tertelungkup di jalan. Para petugas juga terlihat mengenakan penutup wajah dan tanpa nama di pakaiannya.

Demonstrasi di Hong Kong, seperti dilansir Reuters, berlangsung besar-besaran sejak Juni 2019 untuk memprotes legislasi ekstradisi. Meski legislasi ini telah ditarik dari parlemen, mereka terus berdemonstrasi menuntut penerapan sistem demokrasi agar bisa memilih sendiri pemimpinnya.

Berita terkait

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

9 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

12 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

1 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

2 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

3 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

4 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

5 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

6 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

7 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya