Cina Pamer Rudal Antarbenua yang Bisa Jangkau Amerika

Selasa, 1 Oktober 2019 11:30 WIB

DF-41, sebuah rudal balistik antarbenua Cina, muncul pertama kali di depan umum saat parade militer Hari Nasiona Cina, 1 Oktober 2019, Beijing, Cina.[Jason Lee / Reuters]

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Nasional Cina dibuka dengan 70 tembakan meriam salvo disusul 15.000 tentara di sepanjang jalan besar Chang An, Jalan Perdamaian Abadi, menampilkan parade militer besar-besaran di Beijing termasuk rudal antarbenua DF-41.

Parade militer memperingati 70 tahun berdirinya Partai Komunis Cina pada 1 Oktober, dan diawasi langsung oleh Presiden Xi Jinping. Menurut New York Times, 1 Oktober 2019, parade militer ini adalah yang terbesar dalam sejarah modern Cina, di mana ada 100.000 penampil yang terlibat.

"Tidak ada kekuatan yang dapat mengguncang status tanah air kita yang agung, tidak ada kekuatan yang dapat menghalangi kemajuan orang-orang dan bangsa Cina," kata Xi berbicara dari Tiananmen, atau Gerbang Kedamaian Surga, yang menghadap ke alun-alun.

Tampilan persenjataan besar-besaran selalu menjadi sorotan utama pawai ini, tetapi kegunaannya untuk menilai militer Cina telah berkurang selama bertahun-tahun dengan teknologi satelit yang terus maju yang mampu menjelajahi pangkalan, lapangan udara, dan pelabuhan negara.

Cina mengejutkan dunia ketika memamerkan rudal balistik antarbenua untuk pertama kalinya pada tahun 1984 selama parade Hari Nasional ke-35. Namun tahun ini, para ahli di Foundation for Strategic Research di Prancis dapat melihat gudang persenjataan Cina lebih jauh.

Advertising
Advertising

Rudal DF-41 dapat membawa 10 hulu ledak nuklir dan menyerang target di mana saja di Amerika Serikat DF-41 tampil pertama kali di depan umum pada hari Selasa tetapi telah diketahui oleh para pejabat Amerika selama bertahun-tahun.

Proyek Pertahanan Rudal di Center for Strategic and International Studies, seperti dikutip dari CNN, mengatakan DF-41 akan memiliki jangkauan hingga 15.000 kilometer, lebih dari rudal manapun yang ada di bumi, dan akan mampu membawa 10 hulu ledak nuklir yang ditargetkan secara independen. Dari peluncuran di Cina, secara teoritis dapat menghantam benua Amerika Serikat dalam 30 menit, kata Proyek Pertahanan Rudal CSIS.

Menurut South China Morning Post, parade ini adalah pertama kalinya publik melihat berbagai rudal seri DF, termasuk DF-17, DF-100 dan DF-41. Rudal DF-17 memiliki kapasitas untuk menyerang daratan AS.

Tentara Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) berbaris dalam formasi melewati Lapangan Tiananmen saat latihan sebelum parade militer memperingati ke-70 tahun pendirian Republik Rakyat Cina, pada Hari Nasional Cina di Beijing, Cina 1 Oktober 2019.[REUTERS / Thomas Peter]

Juru bicara kementerian pertahanan Kolonel Senior Wu Qian mengatakan di depan pawai bahwa pertunjukan besar pasukan militer dan persenjataan tidak dimaksudkan sebagai pertunjukan otot.

Tetapi defile muncul ketika persaingan strategis antara Cina dan Amerika Serikat semakin meningkat, dengan perang dagang, perselisihan teknologi, dan berbagai kepentingan yang bersaing di seluruh Indo-Pasifik.

Cina juga telah meluncurkan rudal hipersonik baru, DF-100. Orang dalam militer mengatakan senjata itu sekarang aktif. DF-100 memiliki jangkauan sekitar 2000-3000 km dan terutama dirancang untuk target besar di laut.

Sementara DF-17 membuat penampilan pertamanya di depan umum. Senjata baru ini diyakini menggunakan kendaraan meluncur hipersonik untuk membawa hulu ledak, membuatnya lebih efisien dalam menghindari sistem pertahanan rudal. Ini adalah rudal pertama yang digunakan dengan menggunakan teknologi tersebut.

Senjata baru lainnya termasuk pesawat pengintai supersonik, WZ-8, dan pesawat drone berbentuk sayap yang disebut Sharp Sword. Keduanya dimaksudkan untuk mendukung operasi angkatan laut. Cina telah berlomba untuk mengejar ketinggalan dengan Angkatan Laut Amerika, menggeser keseimbangan kekuatan di Laut Cina Selatan dan lebih jauh di Pasifik. Dua drone kapal selam juga ditampilkan.

Parade militer itu meliputi 15.000 tentara dan pelaut, 160 pesawat, dan 580 tank serta senjata bergerak lainnya, menurut komandan militer, yang menekankan bahwa semua senjata itu dibuat di Cina dan sudah beroperasi.

Xi Jinping, selaku panglima tertinggi Tentara Pembebasan Rakyat Cina, telah mengawasi re-organisasi militer besar-besaran yang telah menciptakan kekuatan militer Cina yang lebih kecil namun lebih modern dan andal ketika ditampilkan pada Hari Nasional Cina.

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

12 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

2 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

3 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

3 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya