Pasukan Militer Cina di Hong Kong Diduga Naik Dua Kali Lipat

Senin, 30 September 2019 20:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Cina secara diam-diam telah meningkatkan lebih dari dua kali lipat pasukan keamanannya yang dikerahkan ke Hong Kong. Dugaan itu disampaikan oleh sejumlah utusan luar negeri dan analis bidang keamanan yang juga menyebut Beijing sedang bersiap untuk kondisi terburuk di Hong Kong.

Tujuh diplomat dari negara-negara Asia dan Barat mengatakan kepada Reuters, mereka sangat yakin pada akhir Agustus 2019, telah dikerahkan pasukan militer yang bukan sekadar untuk rotasi, tetapi untuk memperkuat. Tiga diplomat mengatakan jumlah personel militer Cina di Hong Kong sudah dua kali lipat sejak unjuk rasa anti-pemerintah meletup pada Juni 2019.

Jumlah personel militer Cina di Hong Kong dari tiga ribu bertambah menjadi lima ribu sebelum dilakukan penguatan pasukan. Diperkirakan saat ini sudah ada sekitar 10 ribu sampai 12 ribu pasukan militer Cina di Hong Kong.

Para utusan luar negeri itu sangat yakin Beijing telah mengumpulkan pasukan militer (PLA) dan pasukan anti-huru-harau dalam jumlah yang besar dari yang pernah mereka kerahkan sebelumnya di Hong Kong.

Advertising
Advertising

Lima diplomat mengatakan diantara pasukan militer yang dikerahkan diantaranya pasukan kepolisian bersenjata (PAP), paramiliter anti-huru-hara dan pasukan keamanan internal yang dikomando secara terpisah oleh PLA.

Sampai sekarang, kehadiran PAP di Hong Kong belum dipublikasi.
Sejumlah analis asing mengatakan kehadiran pasukan militer Cina kemungkinan lebih besar dari yang diperkirakan.

"Mereka tampaknya memiliki rencana darurat aktif untuk menangani sesuatu seperti gangguan total oleh kepolisian Hong Kong," kata Alexander Neill, analis dari Institut Internasional untuk Studi Strategi yang berkantor pusat di Singapura.

Kementerian Pertahanan Nasional Cina, Dewan Informasi Cina dan Hubungan Luar Negeri Hong Kong serta Macau, tidak mau memberikan komentar soal ini. Hal serupa dilakukan oleh Pemimpin Hong Kong Carrie Lam dan delegasi PLA di Hong Kong.

Juru bicara Kepolisian Hong Kong mengatakan kepolisian telah dipaksa agar mampu menjaga hukum dan perintah serta memulihkan keamanan masyarakat Hong Kong.

Unjuk rasa di Hong Kong dipicu oleh rencana Lam memberlakukan RUU ekstradisi yang memungkinkan para pelaku kriminal di Hong Kong menjalani proses peradilan di Cina. RUU ini sekarang sudah ditangguhkan, namun belum juga menghentikan gelombang unjuk rasa di wilayah itu hingga menjadi ujian terbesar bagi Presiden Cina, Xi Jinping sejak naik jabatan pada 2012 silam.

Berita terkait

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

5 jam lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

8 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

9 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

13 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

16 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

22 jam lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya