Pemerintah Cina Sebut Kunci Keberhasilan Partai Komunis Cina

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 27 September 2019 16:29 WIB

Partai Komunis Cina adalah satu-satunya partai yang berkuasa di Cina. Reuters

TEMPO.CO, Beijing – Cina membutuhkan kepemimpinan bersatu dan kuat dari Partai Komunis Cina agar negara tidak tercerai-berai.

Ini terungkap dalam salinan dokumen kebijakan pemerintah Cina, yang dirilis pada Jumat, 27 September 2019.

Dokumen negara ini dirilis menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Cina ke 70 pada 1 Oktober 2019.

“Kantor berita kabinet Cina melansir dalam dokumen itu bahwa kesuksesan negara tercapai sejak Partai Komunis Cina berkuasa sejak 70 tahun lalu karena kepemimpinan partai bersatu,” begitu dilansir Channel News Asia pada Jumat, 27 September 2019.

Dokumen pemerintah Cina menyebut negara ini memiliki luas wilayah yang sangat besar dan kondisi nasional yang kompleks. “Kesulitan dalam pengelolaannya jarang terlihat ke permukaan. Tanpa adanya kekuatan kepemimpinan yang kuat dan bersatu, Cina akan terpecah belah dan rontok, menjadi bencana bagi dunia,” begitu salah satu poin dari dokumen itu.

Advertising
Advertising

Sebelum ini, otoritas Cina telah lama membenarkan pendekatan tangan besi untuk mengatasi gerakan pro-Demokrasi di Beijing pada 1989. Alasannya, pendekatan dengan kekerasan ini diperlukan untuk stabilitas nasional.

Presiden Cina, Xi Jinping, yang bakal memimpin perayaan Hari Kemerdekaan Cina pada 1 Oktober 2019, terus memperkuat kekuasaan Partai Komunis Cina dan menekan kelompok yang mungkin menantang kekuasaannya sejak berkuasa pada 2012.

Pada saat yang sama, Xi Jinping juga menggelar proyek modernisasi militer besar-besaran yang membuat khawatir negara-negara di kawasan Asia.

Dokumen pemerintah Cina tadi juga menyatakan negara tidak berencana mengekspor model pembangunannya ke negara lain atau mengimpor model asing. Cina hanya mencari perdamaian dan bukan hegemoni.

“Bangsa Cina tidak memiliki genetik menginvasi atau mendominasi negara lain. Cina telah dirisak oleh Kekuatan Besar, perang, dan kekacauan yang meninggalkan kesan mendalam dan penderitaan yang lama. Cina tidak akan menimbulkan penderitaan yang pernah dialaminya kepada bangsa lain.”

Saat ini, seperti dilansir Reuters, Cina dan AS sedang mengalami perang dagang, konflik mengenai bantuan militer canggih ke Taiwan, dan penindasan Beijing terhadap warga minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.

AS juga mengecam sikap pemerintah Cina dalam penanganan demonstrasi pro-Demokrasi di Hong Kong. AS telah mewanti-wanti agar tidak jatuh korban akibat sikap keras pemerintah dan polisi Hong Kong terhadap para demonstran pro-Demokrasi.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

4 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

13 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

16 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

16 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

17 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

1 hari lalu

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya