Telat Antar Kondom, Kurir di Tiongkok Dituntut Rp 59 Juta

Kamis, 26 September 2019 16:00 WIB

Ilustrasi kondom. Sumber: Pixabay/asiaone.com

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan dari provinsi Suzhou, Cina, menyalahkan seorang kurir karena terlambat mengantarkan kondom pesanannya. Kurir itu terlambat delapan menit dari waktu yang dijanjikan sehingga membuat perempuan itu terpaksa bercinta tanpa pengaman.

Perempuan yang disebut dengan nama marga Su, menuntut kurir tersebut uang ganti rugi sebesar 30 ribu yuan atau sekitar Rp 59 juta.

Media China Press mewartakan, kejadian ini terjadi pada Agustus lalu, dimana Su membeli kondom dari sebuah layanan pembelian online. Si penjual menjanjikan pengiriman kondom yang dipesan Su akan tiba di rumahnya kurang dari 20 menit.

Ilustrasi kondom. Shutterstock

Setelah selesai mandi, Su kaget menerima pesan singkat yang mengatakan karena cuaca buruk, pengiriman kondom itu bisa sedikit terlambat. Namun karena tidak tahan menunggu lebih lama lagi, Su dan pacarnya akhirnya berhubungan seks tanpa kondom.

Advertising
Advertising

Pengiriman kondom itu tiba dalam waktu 28 menit.

Gugatan hukum pada kurir pembawa kondom itu dilayangkan setelah pada awal September 2019 Su mendapati dirinya hamil.

"Jika dia (kurir) datang tepat waktu, ini tidak akan terjadi (kehamilan)," katanya.

Su menggugat uang kompensasi atas keterlambatan datangnya kondom, dimana uang itu untuk biaya perawatan kesehatan selama hamil sembilan bulan dan biaya melahirkan.

ASIA ONE - MEIDYANA ADITAMA WINATA

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

14 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

19 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

19 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

20 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya