Presiden Israel Tunjuk Netanyahu Bentuk Pemerintahan

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 26 September 2019 17:01 WIB

Benny Gantz dan Benjamin Netanyahu.[Times of Israel]

TEMPO.CO, Yerusalem – Presiden Israel, Reuven Rivlin, menunjuk Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu, membentuk pemerintahan setelah pembicaraan pembagian kekuasaan dengan rival terberatnya, mantan Panglima Benny Gantz, gagal menyusul hasil pemilu yang tidak konklusif.

Namun, Netanyahu sebagai pemimpin Partai Likud, yang merupakan partai sayap kanan, sedang menghadapi dakwaan melakukan korupsi, yang dia bantah.

Netanyahu juga masih belum memiliki jalur yang jelas untuk bisa melanjutkan kepemimpinan periode kelima pasca pemilu 17 September 2019. Ini karena Likud tidak memenangkan mayoritas kursi di parlemen Knesset.

“Jika saya tidak berhasil, saya akan mengembalikan mandat ini kepada Anda dan dengan bantuan Tuhan dan warga Israel dan Anda sendiri Pak Presiden. Kami akan membangun pemerintahan nasional bersatu yang luas ke depan,” kata Netanyahu seperti dilansir Reuters pada Kamis, 26 September 2019.

Netanyahu, 69 tahun, merupakan pemimpin Israel yang paling lama berkuasa, dan akan mendapat waktu 28 hari untuk membentuk pemerintahan koalisi. Dia bisa meminta perpanjangan dua pekan kepada Rivlin jika perlu.

Advertising
Advertising

Netanyahu gagal memenangkan pemilu pada April, yang membuat digelarnya pemilu kedua pada September.

Soal perpanjangan waktu dua pekan, Rivlin menyatakan bahwa dia tidak memiliki kewajiban untuk mengabulkan permohonan perpanjangan waktu pembentukan kabinet kepada Perdana Menteri yang dipilih.

Rivlin juga tidak berkomitmen bahwa dia akan menunjuk Gantz jika Netanyahu gagal mengakhiri kebuntuan politik saat ini.
Menurut undang-undang, Rivlin sebagai Presiden bisa menunjuk anggota parlemen manapun untuk membentuk pemerintahan koalisi. Atau, dia bisa meminta parlemen menunjuk seseorang sebagai PM.

“Menjadi jelas bahwa Netanyahu atau Gantzz tidak mendapat 61 kursi di parlemen agar bisa membentuk pemerintahan sendiri,” kata Rivlin.

Namun, dia mengatakan Netanyahu lebih berpeluang membentuk pemerintahan dibandingkan Gantz. Ini karena ada 10 anggota parlemen Arab dalam blok Gantz, yang tidak berkomitmen untuk bergabung membentuk pemerintahan dengan bekas panglima itu.

Hasil pemilu Israel menunjukkan Partai Likud mendapat dukungan 55 anggota parlemen dari total 120 anggota. Sedangkan Partai Biru dan Putih mendapat 54 kursi di parlemen. Kedua partai gagal mencapai kata sepakat untuk membentuk kesepakatan berkoalisi dalam pembicaraan pada Selasa kemarin.

Kekuatan politik ketiga yaitu bekas Menteri Pertahanan, Avigdor Liberman, yang bisa menjadi kingmaker, mengambil posisi di luar koalisi sejak pemilu 17 September.

Ini terjadi karena dia mengatakan adanya perbedaan dengan mitra kelompok ultra-Orthodox dari Likud. Dia juga tidak sepemahaman dengan sekutu kelompok kiri dari Partai Biru dan Putih di Israel.

Berita terkait

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

1 jam lalu

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

HRW melaporkan Israel telah membunuh atau melukai sedikitnya 31 pekerja kemanusiaan di Gaza sejak Oktober dalam setidaknya delapan serangan.

Baca Selengkapnya

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

1 jam lalu

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) membuka rumah sakit dengan kapasitas 60 tempat tidur di Rafah, Gaza selatan.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

2 jam lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

2 jam lalu

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

Netanyahu bersumpah untuk melenyapkan Hamas, namun tujuh bulan berperang, sumpah itu belum juga terwujud.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

3 jam lalu

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya akan terus memerangi Israel selama serangan di Gaza berlanjut.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

5 jam lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

5 jam lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

6 jam lalu

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

Erdogan mengatakan lebih dari 1.000 anggota Hamas dirawat di rumah sakit di Turki.

Baca Selengkapnya

Warga Israel Blokir Bantuan Makanan untuk Warga Gaza, Isinya Dirusak

7 jam lalu

Warga Israel Blokir Bantuan Makanan untuk Warga Gaza, Isinya Dirusak

Warga Israel yang marah menyerang truk bantuan berisi bahan makanan untuk pengungsi di Gaza. Mereka

Baca Selengkapnya

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

10 jam lalu

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB, memprotes pemungutan suara resolusi yang mendukung keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya