Duterte Perintahkan BUMN Tolak Pinjaman Anggota Dewan HAM PBB

Senin, 23 September 2019 21:00 WIB

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/Lean Daval Jr.

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah menginstruksikan semua departemen dan perusahaan milik negara untuk menghentikan negosiasi dan perjanjian tentang hibah dan pinjaman dari negara-negara yang telah mendukung penyelidikan PBB dalam perang berdarahnya terhadap narkoba.

Dengan 18 negara mendukung, Dewan HAM PBB menyetujui resolusi pada bulan Juli untuk menyusun laporan komprehensif tentang tindakan keras tiga tahun Duterte, di mana setidaknya 6.700 orang telah tewas dalam kampanye antinarkoba Duterte.

Sementara sebuah survei yang dirilis menunjukkan warga Filipina tampak puas dengan kampanye berdarah Presiden Rodrigo Duterte melawan narkoba.

Survei dilakukan Social Weather Stations, dilaporkan Reuters, 23 September 2019, bahwa jajak pendapat triwulanan terhadap 1.200 warga Filipina memperlihatkan peringkat "sangat baik" untuk kampanye tiga tahun Duterte, dengan 82 persen puas karena persepsi lebih sedikit obat-obatan terlarang dan kejahatan di Filipina.

Kepuasan itu dibandingkan dengan 12 persen tidak puas, karena mereka percaya perdagangan narkoba masih berkembang dan ada terlalu banyak pembunuhan dan penyalahgunaan polisi. Survei yang dilakukan oleh jajak pendapat independen pada akhir Juni mendapati 6 persen yang masih bimbang.

Advertising
Advertising

Jajak pendapat dirilis dua hari setelah kebocoran memo presiden yang memerintahkan departemen dan perusahaan yang dikelola negara untuk menolak pinjaman atau bantuan dari 18 negara Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) di antaranya Spanyol, Inggris dan Australia, yang mendukung resolusi untuk menyelidiki tindakan keras Duterte.

Sebuah dokumen yang dilihat oleh Reuters, tertanggal 27 Agustus dan ditandatangani oleh Sekretaris Eksekutif Duterte, Salvador Medialdea, mengatakan semua agen dan perusahaan negara harus menangguhkan negosiasi atau perjanjian sambil menunggu penilaian hubungan kami dengan negara-negara ini.

Dalam kampanye maut Duterte, polisi mengatakan mereka telah membunuh lebih dari 6.700 tersangka pengedar narkoba yang semuanya menentang penangkapan, dan menyangkal keterlibatan dalam pembunuhan misterius ribuan pengguna narkoba.

Kepolisian Filipina menolak tuduhan oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia bahwa mereka telah mengeksekusi target, memalsukan laporan dan merusak bukti dan tempat kejadian kejahatan.

Juru bicara kepresidenan, Salvador Panelo, mengatakan jajak pendapat menunjukkan bahwa masyarakat internasional memiliki pemahaman yang keliru tentang apa yang terjadi.

"Jika benar bahwa ada pelanggaran hak asasi manusia maka rakyat negara ini akan bangkit melawan pemerintahan ini," kata Panelo pada Senin.

"Tidak benar bahwa polisi hanya membunuh sesuka hati, mereka tidak bisa melakukan itu," tambahnya.

Dewan HAM PBB yang beranggotakan 47 negara menyetujui resolusi pada Juli untuk menyusun laporan komprehensif tentang pembunuhan, yang dikatakan oleh menteri luar negeri Manila tidak akan diizinkan di Filipina.

Panelo mengatakan penyelidikan dalam negeri sudah dilakukan, dan mengatakan resolusi AS tidak hanya tidak adil, tapi itu juga penghinaan.

Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) sejak tahun lalu telah melakukan pemeriksaan pendahuluan untuk menentukan apakah ada alasan untuk menyelidiki Duterte. Duterte mereposn dengan mengeluarkan Filipina dari keanggotaan ICC.

Phil Robertson, wakil direktur Asia untuk Human Rights Watch, mengatakan survei domestik menunjukkan dukungan untuk Duterte dan kampanyenya adalah alasan mengapa penyelidikan internasional diperlukan.

Berita terkait

Polisi Bakal Ulang Tes Urine Rio Reifan, Dalami Status Sebagai Pemakai atau Sekaligus Pengedar

5 jam lalu

Polisi Bakal Ulang Tes Urine Rio Reifan, Dalami Status Sebagai Pemakai atau Sekaligus Pengedar

Polisi mengatakan Rio Reifan baru keluar dari lapas setelah menjalani hukuman 3 tahun penjara pada Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Desak Polisi Usut Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba Secara Terbuka, IPW: Terapkan Jargon Presisi

8 jam lalu

Desak Polisi Usut Anggota Polda Metro Jaya Pesta Narkoba Secara Terbuka, IPW: Terapkan Jargon Presisi

Menurut IPW, polisi pesta narkoba di Depok harus diberi sanksi lebih berat karena mereka tahu mengonsumsi narkoba itu dilarang.

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Lima Kali Ditangkap karena Narkoba, Polisi: Dia Masih Bilang Khilaf

10 jam lalu

Rio Reifan Lima Kali Ditangkap karena Narkoba, Polisi: Dia Masih Bilang Khilaf

Polisi menyita sejumlah barang bukti dari rumah Rio Reifan berupa narkoba jenis sabu, ekstasi dan obat keras.

Baca Selengkapnya

Rio Reifan 5 Kali Ditangkap karena Narkoba, Begini Rekam Jejak Kasusnya

11 jam lalu

Rio Reifan 5 Kali Ditangkap karena Narkoba, Begini Rekam Jejak Kasusnya

Rio Reifan ditangkap untuk kelima kalinya pada Jumat, 26 April 2024. Polisi mengamankan barang bukti berupa sabu, ekstasi, dan obat keras.

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Kembali Ditangkap atas Kasus Narkoba, Polisi Sita Sabu, Ekstasi hingga Obat Keras

13 jam lalu

Rio Reifan Kembali Ditangkap atas Kasus Narkoba, Polisi Sita Sabu, Ekstasi hingga Obat Keras

Polres Metro Jakarta Barat menangkap aktor Rio Reifan dalam kasus penyalagunaan narkotika di kediamannya di Jakarta Barat pada Jumat, 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Lima Polisi Pesta Narkoba, Kompolnas: Tak Layak Dipercaya Jadi Anggota Polri

18 jam lalu

Lima Polisi Pesta Narkoba, Kompolnas: Tak Layak Dipercaya Jadi Anggota Polri

Kompolnas minta Polda Metro Jaya melakukan pemeriksaan secara transparan dan profesional terhadap lima polisi diduga pesta narkoba

Baca Selengkapnya

Dua Tersangka Tewasnya Remaja di Hotel Senopati Buka Jasa Open BO, Korban Diberi Inex dan Sabu

18 jam lalu

Dua Tersangka Tewasnya Remaja di Hotel Senopati Buka Jasa Open BO, Korban Diberi Inex dan Sabu

Polisi menangkap dua tersangka tewasnya seorang remaja di sebuah hotel di Senopati. Mereka membawa dua remaja ke hotel itu untuk open BO.

Baca Selengkapnya

Kompolnas Minta Atasan Lima Polisi Terduga Pesta Narkoba Harus Diperiksa

21 jam lalu

Kompolnas Minta Atasan Lima Polisi Terduga Pesta Narkoba Harus Diperiksa

Lima polisi digerebek saat pesta narkoba di sebuah rumah di Depok. Kompolnas minta atasan lima polisi itu juga harus diperiksa.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

2 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya