Amerika Potong Dana Bantuan ke Afganistan karena Korupsi

Jumat, 20 September 2019 19:30 WIB

Presiden Afganistan Ashraf Ghani dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, berjabat tangan selama konferensi di Kabul, Afganistan, 9 Juli 2018.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat memotong US$ 100 juta atau Rp 1,4 triliun dana bantuan untuk Afganistan pada Kamis karena dugaan korupsi.

Pendanaan Amerika direncanakan untuk proyek pembangkit listrik tenaga air untuk menyediakan listrik ke kota-kota Kandahar dan Ghazni di Afganistan selatan dan tenggara. Proyek bendungan akan berlanjut tetapi tanpa dana Amerika. "Mengingat ketidakmampuan pemerintah Afganistan untuk secara transparan mengelola sumber daya pemerintah AS," tulis pernyataan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dikutip dari New York Times, 20 September 2019.

Pompeo tampaknya mengaitkan pemotongan bantuan dengan pemilihan nasional Afganistan, yang dijadwalkan 28 September.

"Kami ingin pemilihan yang bebas dan adil," kata Pompeo di Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab, dalam menanggapi pertanyaan tentang pendanaan yang dibatalkan. "Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung mereka, dan kami membutuhkan setiap pihak di wilayah ini, setiap pemimpin, setiap warga negara di Afganistan untuk bekerja menuju tujuan itu."

Tidak segera jelas apa maksud Pompeo dalam menggarisbawahi pentingnya pemilu ketika ditanya tentang bantuan keuangan Amerika yang dibatalkan.
"korupsi pemerintah Afganistan yang diidentifikasi dan salah urus keuangan yang mengarah pada keputusan untuk memotong pendanaan," isi pernyataan tertulis Pompeo. "Kami berharap pemerintah Afganistan menunjukkan komitmen yang jelas untuk memerangi korupsi, untuk melayani rakyat Afganistan dan untuk menjaga kepercayaan mereka."

Advertising
Advertising

"Para pemimpin Afganistan yang gagal memenuhi standar ini harus dimintai pertanggungjawaban," tambah Pompeo.

Kedutaan Besar Afganistan di Washington tidak menanggapi pemotongan bantuan ini.

Pemilu adalah garis peristiwa lain dalam negosiasi damai yang dibilang Trump sudah mati bulan ini setelah pemboman di Kabul, yang menewaskan seorang prajurit Amerika dan 11 warga Afganistan. Pada saat itu, sembilan pertemuan negosiasi telah menghasilkan kesimpulan kesepakatan untuk gencatan senjata terbatas di Afganistan dengan imbalan penarikan militer Amerika.

Sementara US$ 100 juta untuk proyek energi akan dikembalikan ke Departemen Keuangan Amerika Serikat. Selain itu, pemerintahan Trump menahan US$ 60 juta (Rp 843 miliar) dalam bantuan yang direncanakan untuk Otoritas Pengadaan Nasional pemerintah Afganistan atas kekhawatiran tentang transparansi dalam akuntansi dan mengelola keuangannya.

Mulai Januari mendatang, Amerika Serikat tidak akan lagi mendanai Komisi Pemberantasan Korupsi Afganistan. Mike Pompeo menyebut komisi pemberantasan korupsi Afganistan tidak mampu menjadi mitra dalam upaya internasional untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi rakyat Afganistan.

Berita terkait

Kejati Tahan Pejabat DKP Banten untuk Dugaan Korupsi Proyek Breakwater Cituis, Ini Arti Pemecah Gelombang

3 hari lalu

Kejati Tahan Pejabat DKP Banten untuk Dugaan Korupsi Proyek Breakwater Cituis, Ini Arti Pemecah Gelombang

Kejati Banten menahan pejabat di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi proyek breakwater Cituis.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

3 hari lalu

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

Jaksa KPK Meyer Simanjuntak menyebut institusinya akan menghadirkan keluarga bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai saksi.

Baca Selengkapnya

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

3 hari lalu

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

Empat pejabat di Kementerian Pertanian kompak menjawab terpaksa memenuhi permintaan Syahrul Yasin Limpo karena takut dipecat atau dimutasi.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

4 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

Bendahara Dirjen PSP Kementerian Pertanian mengaku diminta menyiapkan Rp10 juta untuk honor Syahrul Yasin Limpo sebagai narasumber

Baca Selengkapnya

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

4 hari lalu

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

Momentum pindah dukungan Gus Muhdlor saat pilpres ditengarai dipengarui kasus korupsi yang menjeratnya.

Baca Selengkapnya

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

4 hari lalu

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

Asisten Pidsus Kejati Sumbar Hadiman menjelaskan pemanggilan Bupati Solok Selatan itu terkait kasus dugaan korupsi penggunaan hutan negara tanpa izin.

Baca Selengkapnya

Kasus Gazalba Saleh Bekas Hakim MA, Korupsi hingga Penggunaan Identitas Palsu

4 hari lalu

Kasus Gazalba Saleh Bekas Hakim MA, Korupsi hingga Penggunaan Identitas Palsu

Terdakwa Hakim MA, Gazalba Saleh, telah mengikuti sidang perdana pembacaan surat dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

4 hari lalu

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

KPK memeriksa Dirut PT Taspen Antonius Kosasih dalam kasus dugaan investasi fiktif. Ada beberapa tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

4 hari lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

4 hari lalu

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

KPK mengakui OTT kasus pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Sidoarjo, awalnya tak sempurna.

Baca Selengkapnya