Amerika Akan Berikan Teknologi Nuklir ke Arab Saudi Asalkan ...

Rabu, 18 September 2019 21:30 WIB

Presiden Donald Trump menyambut kedatangan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. Lawatan Mohammed bin Salman diperkirakan akan berbicara soal ancaman Iran, termasuk pengaruh dan pengembangan program nuklir Negeri Mullah itu. (AP Photo/Evan Vucci)

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat hanya akan memberikan teknologi nuklirnya pada Arab Saudi jika negara itu menandatangani sebuah kesepakatan dengan Lembaga Pemantau Atom PBB atau IAEA. Syarat itu diajukan agar IAEA bisa melakukan inspeksi kapan pun pada nuklir Arab Saudi.

"Kami telah mengirimi mereka surat yang menjelaskan persyaratan yang akan diminta Amerika Serikat, tentu saja ini sejalan dengan apa yang diharapkan IAEA dari sudut pandang Protokol Tambahan agar IAEA mampu melakukan inspeksi yang sesuai dan bijaksana Arab Saudi," kata Menteri Energi AS Rick Perry, Selasa, 17 September 2019.

Protokol Tambahan yang dimaksud Perry merupakan tambahan dari perjanjian perlindungan antara IAEA dan negara-negara anggotanya, yang memberikan wewenang lebih luas kepada lembaga tersebut dalam memverifikasi program nuklir negara-negara yang memanfaatkan nuklir untuk perdamaian. Lebih dari 130 negara memiliki Protokol Tambahan yang berlaku.

"Kami orang besar dan kami tahu persyaratan untuk bermain di level ini dan Protokol Tambahan adalah apa yang akan diperlukan. Kongres Amerika Serikat telah mengirim pesan yang jelas bahwa mereka tidak akan mengizinkan Arab Saudi untuk mendapatkan teknologi nuklir Amerika Serikat kecuali ada Protokol Tambahan ditandatangani," kata Perry.

Arab Saudi adalah salah satu negara pengekspor minyak terbesar dunia. Riyadh mengatakan ingin mengembangkan tenaga nuklirnya untuk meningkatkan sektor energinya. Akan tetapi naiknya ketegangan Arab Saudi dengan Iran telah menimbulkan kekhawatiran kalau Riyadh bakal menggunakan teknologi nuklir itu untuk mengembangkan senjata nuklir.

Advertising
Advertising

Sebelumnya pada tahun lalu Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan Kerajaan Arab Saudi akan mengembangkan senjata nuklir jika Iran melakukannya. Sedangkan Menteri Energi Arab Saudi pada akhir pekan lalu mengatakan mereka ingin memperkaya uranium untuk program tenaga nuklirnya, dimana nuklir ini juga bisa digunakan sebagai bahan pembuat bom.

Arab Saudi berencana mengeluarkan tender multi-miliar dolar pada 2020 untuk membangun dua reaktor tenaga nuklir pertamanya dengan perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat, Rusia, Korea Selatan, Cina dan Prancis.


REUTERS - MEIDYANA ADITAMA WINATA

Berita terkait

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

1 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

2 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

4 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

4 jam lalu

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

Arab Saudi menyatakan pihaknya akan memperketat aturan haji tahun ini.

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

14 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

18 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

19 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

19 jam lalu

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

Pertemuan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah untuk membahas kemudahan layanan bagi jemaah haji Indonesia.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

19 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

22 jam lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya