Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto Jadi Warisan Budaya UNESCO

Selasa, 17 September 2019 08:00 WIB

Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Febrian Alphyanto Ruddyard, kedua dari kiri, menyerahkan sertifikat asli Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto sebagai Warisan Dunia UNESCO kepada Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

TEMPO.CO, Jakarta - Situs Warisan Budaya Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto di Sumatera Barat dalam Sidang Komite Warisan Dunia ke-32 yang berlangsung di Baku, Azerbaijan, pada 30 Juni – 10 Juli 2019, berhasil ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO. Pada Senin, 16 September 2019, Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Febrian Alphyanto Ruddyard menyerahkan sertifikat asi dari UNESCO untuk situs warisan budaya itu kepada Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid.

Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto telah diajukan pemerintah telah diajukan untuk menjadi Warisan Dunia di tingkat nasional pada tahun 2001, melalui pencanangan Sawahlunto sebagai Kota Wisata Tambang Berbudaya tahun 2020. Pada periode 2002-2014, dilakukan kegiatan inventarisasi, pendataan, pendokumentasian, termasuk konsultasi akademis dan non-akademis.

Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Febrian Alphyanto Ruddyard, kedua dari kiri, menyerahkan sertifikat asli Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto sebagai Warisan Dunia UNESCO kepada Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

Pada tahun 2015, evaluasi rencana pengajuan Sawahlunto menjadi Warisan Dunia mulai dilakukan kemudian mendaftarkannya pada Tentative List sebagai Sawalunto Old Coal Mining Town. Hingga pada 6 Juli 2019, Sidang Komite Warisan Duniadi Baku, Azerbaijan, menetapkan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto sebagai situs Warisan Dunia.

"Ini merupakan kebanggan bagi kita bangsa Indonesia. Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto adalah teknologi yang luar biasa peninggalan Belanda. Dimulai pada 2001 dan 2019 baru disepakai oleh UNESCO. Jadi, ini sebuah kerja keras, hampir 19 tahun," kata Ruddyard, Senin, 16 September 2019 di Jakarta.

Advertising
Advertising

Menurut Ruddyard, penghargaan dari UNESCO ini adalah pengejawantahan diplomasi kebudayaan, dimana faktor kebudayaan yang ditonjolkan sehingga tidak ada superior dan inferior. Penghargaan UNESCO ini juga memperlihatkan upaya diplomasi kebudayaan yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri RI yang semakin banyak sinergi dengan pihak-pihak, maka semakin banyak pula hal yang dihasilkan.

Berita terkait

Mudarat Tambang buat Ormas

9 jam lalu

Mudarat Tambang buat Ormas

Risiko mengintai di balik rencana pemberian izin tambang batu bara kepada ormas keagamaan. Perusahaan besar berpotensi sebagai 'penumpang gelap'.

Baca Selengkapnya

Indonesia Mengutuk Pembakaran Kantor UNRWA di Yerusalem oleh Warga Israel

13 jam lalu

Indonesia Mengutuk Pembakaran Kantor UNRWA di Yerusalem oleh Warga Israel

Kementerian Luar Negeri RI mengatakan aksi pembakaran markas besar UNRWA di Yerusalem oleh warga ekstremis merupakan tanggung jawab Israel.

Baca Selengkapnya

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

1 hari lalu

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

Kawasan Sumbu Filosofi secara khusus memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologi dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana

Baca Selengkapnya

Naskah Tuanku Imam Bonjol Ditetapkan Sebagai Memory Of The World, Sempat Hilang 23 Tahun

1 hari lalu

Naskah Tuanku Imam Bonjol Ditetapkan Sebagai Memory Of The World, Sempat Hilang 23 Tahun

Naskah Tuanku Imam Bonjol pernah tidak diketahui keberadaannya selama 23 tahun, ditemukan kembali pada 2014.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Komentari Maraknya Gelombang Unjuk Rasa Pro-Palestina

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Komentari Maraknya Gelombang Unjuk Rasa Pro-Palestina

Kementerian Luar Negeri menilai gelombang unjuk rasa pro-Palestina di sejumlah negara adalah bentuk kekecewaan mahasiswa pada negara atas perang Gaza

Baca Selengkapnya

10 Beasiswa Luar Negeri yang Buka Pendaftaran Mei 2024

2 hari lalu

10 Beasiswa Luar Negeri yang Buka Pendaftaran Mei 2024

Deretan beasiswa luar negeri S1, S2, dan S3 yang membuka pendaftaran pada Mei 2024

Baca Selengkapnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

2 hari lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

3 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat meyakinkan Israel akan kembali membuka penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Mengecam Perebutan Penyeberangan Rafah di Gaza oleh Pasukan Israel

3 hari lalu

Indonesia Mengecam Perebutan Penyeberangan Rafah di Gaza oleh Pasukan Israel

Kementerian Luar Negeri RI mengecam keras perebutan Israel terhadap Penyeberangan Rafah di sisi Palestina.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

4 hari lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya