Peretas Asal Cina Incar Jaringan Komputer di Perusahaan Amerika

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 15 September 2019 06:01 WIB

Ilustrasi hacker sedang menjual identitas digital di dalam dark web. mic.com

TEMPO.CO, WashingtonPeretas asal Cina diduga sedang berupaya meretas jaringan komputer di Amerika Serikat untuk mengeksploitasi perang dagang yang sedang berlangsung.

Peretas Cina diduga telah membuat sejumlah back door atau pintu alternatif yang membuat mereka bisa menginfiltrasi jaringan komputer milik perusahaan AS.

Perusahaan keamanan siber Check Point merilis laporan yang menyatakan peretas Cina melakukan ini untuk mendapatkan informasi rahasia cara membuat produk dengan cepat dan biaya yang murah.

“Kita sedang menyaksikan penerapan metodologi pencurian internet protocol tapi sekarang di area yang jauh lebih sulit untuk dilawan,” kata Mark Lechtik, peneliti utama keamanan siber di Check Point, seperti dilansir Fox News pada Kamis, 5 September 2019.

Laporan Check Point menyatakan Cina merupakan satu dari sejumlah negara yang aktif melakukan perang siber.

Advertising
Advertising

Kondisi perang dagang AS dan Cina yang meningkat ini membuat peretas Cina melakukan serangan siber dengan skala lebih besar dan canggih.

“Salah satu tujuan strategis peretas Cina adalah memasuki jaringan komputer perusahaan di AS dan menyebar dengan cepat di dalam jaringan itu,” begitu pernyataan Check Point.

Para peretas Cina membangun peralatan perang siber dengan mengeksploitasi peralatan atau software di komputer AS.

Ini dilakukan dengan menggunakan taktik eksploit atau exploit tactics.

Perusahaan AS menghabiskan dana jutaan dolar atau puluhan miliar untuk melawan eksploit komputer atau PC yang biasa dimanfaatkan para peretas.

“Ini telah menginspirasi peretas Cina untuk membangun jalur rahasia untuk memanfaatkan sumber daya itu untuk kepentingan mereka,” begitu pernyataan dari laporan Check Point.

Laporan ini juga mencantumkan laporan dari perusahaan raksasa keamanan siber Symantec, yang menjabarkan penggunaan eksploit ala lembaga National Security Agency oleh kelompok peretas yang diduga disponsori pemerintah Cina yaitu APT3 sebelum 2017.

Ini artinya penggunaan eksploit itu terjadi sebelum sejumlah eksploit milik NSA dibocorkan oleh sekelompok peretas bernama Shadow Broker.

“Kebocoran peralatan siber NSA oleh Shadow Broker pada 2017 menunjukkan AS memiliki kemampuan akses eksploit yang luar biasa besar. Peretas Cina tentu menginginkan kemampuan peretasan yang sama. Tapi cara mereka mendapatkan kemampuan itu berbeda dengan peretas AS,” begitu isi laporan Check Point.

Menurut analisis dari Check Point, peretas Cina APT3 memonitor komputer yang diretas oleh peretas NSA.

“Mereka merekam trafik dari serangan peretasan itu lalu memanfaatkannya dengan membalik teknologinya,” begitu bunyi laporan Check Point.

Biasanya software peretasan ini merupakan hasil buatan sendiri atau dibeli dari pihak ketiga. Namun, menurut Check Point, peretas Cina membalik teknologi dari temuan mereka soal peretasan NSA dan menjadikannya bagian dari alat peretasan mereka.

Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

15 jam lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

21 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

2 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

2 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya