Pemimpin Hong Kong Bakal Bangun Rumah Publik, untuk Apa?

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 13 September 2019 14:56 WIB

Seorang pria berteriak ke arah polisi huru hara saat demonstrasi di dekat kantor polisi Mong Kok di Hong Kong, Cina, 7 September 2019. Meski tuntutan pendemo telah dipenuhi, namun demo ini telah meluas menjadi gerakan demokrasi serta bmenuntut pemilihan langsung pemimpin kota. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Hong Kong -- Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, menjanjikan pembangunan rumah dan layanan publik bagi masyarakat untuk menyelesaikan ketidak-puasan yang mengakar terhadap kinerja pemerintah selama ini.

Pada saat yang sama, demonstran bersiap untuk menggelar unjuk rasa baru pada akhir pekan ini.

Lam mengatakan pemerintah akan mendirikan lebih banyak perumahan bagi warga Hong Kong dalam unggahan di akun Facebook pada Kamis malam.
“Pemerintah akan mengumumkan kebijakan perumahan dalam waktu dekat,” begitu dilansir Channel News Asia pada Jumat, 13 September 2019.

Lam telah memutuskan menarik legislasi ekstradisi dari parlemen setelah mendapat penolakan publik besar-besaran berupa demonstrasi sejak Juni.
Namun, warga sekarang mendesak digelarnya sistem demokrasi secara penuh yaitu pemilihan umum untuk memilih para pemimpin Hong Kong.

Warga berulang kali terlibat bentrokan dengan polisi di berbagai lokasi dari Bandara Internasional Hong Kong hingga stasiun kereta api dan jalan raya di berbagai sudut kota.

Advertising
Advertising

Warga akan menggelar Festival Lampion di Victoria Peak, yang menjadi lokasi turis populer. Lokasi lainnya adalah Lion Rock, yang memisahkan New Territories dari Semenanjung Kowloon.

Warga juga telah memiliki lagu bersama yang menyuarakan perjuangan untuk membangun masa depan dan demokrasi yang lebih baik di Hong Kong.

Selain itu, aktivis juga akan berkumpul di depan gedung konsulat Inggris pada Ahad nanti untuk mendesak agar kesepakatan Deklarasi Bersama Inggris – Cina, yang diteken pada 1984, agar diterapkan menyangkut masa depan Hong Kong, yang menganut sistem demokrasi, dan Cina yang menganut Komunisme.

Berita terkait

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 jam lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

7 jam lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

1 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

2 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

2 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

2 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

2 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

3 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya