Indonesia Posisi 8 Negara Paling Ramah Menurut Expat Insider 2019

Selasa, 10 September 2019 14:21 WIB

Seorang perempuan Indonesia beragam tersenyum saat berjalan mengelilingi Bundaran HI, Jakarta (06/04). Dalam aksi tersebut, para kaum perempuan mengimbau partai politik untuk berdaulat, bersih, sejahtera, adil gender dan majemuk. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia menempati posisi ke-8 dari total 46 negara dalam daftar subkategori negara paling ramah menurut survei Expat Insider 2019.

Survei Expat Insider 2019 dilakukan InterNations dari 7 sampai 28 Maret 2019, seperti tercantum pada situs internations.org.

Survei mencakup laporan komprehensif dari 64 negara di seluruh dunia. Untuk tahun 2019, InterNations melakukan survei terhadap 20.259 expatriat yang mewakili 182 negara dan tinggal di 187 negara atau wilayah.

Survei mencakup kualitas hidup, kemudahan tinggal, keuangan pribadi, peluang karir, dan jaminan hidup berkeluarga.

Untuk cakupan kemudahan tinggal, terdiri dari subindeks kenyamanan tinggal serasa di rumah, keramahan, kemudahan menemukan teman, dan kemudahan bahasa.

Advertising
Advertising

Dalam keseluruhan total indeks, Indonesia naik 21 peringkat pada survei tahun ini di posisi 29 dari 64 negara untuk total poin. Sebelumnya pada 2018, Indonesia menempati posisi 50 bagi negara pilihan ekspatriat.

Sementara subkategori keramahan Indonesia di bawah Filipina di posisi 7 dan di atas Costa Rica yang bertengger di posisi 9. Adapun Oman menjadi negara dengan orang teramah di dunia yang menempati posisi satu, disusul Meksiko, Portugal, Taiwan dan Vietnam di posisi lima.

Seorang wanita dari kontingen Indonesia tersenyum, saat mengikuti Parade Bunga di Pasadena, California, (1/1).AP/Patrick T. Fallon

Dalam hal menemukan teman, Indonesia berada di posisi ke-16, satu tingkat lebih tinggi dari Argentina dan setingkat lebih rendah dari Malaysia yang berada di posisi 15.

"Orang-orang Indonesia sangat hangat dan ramah," tulis laporan expat tentang Indonesia.

Namun salah satu peringkat yang kurang menonjol adalah keamanan dan keselamatan ekspat. Indonesia berada di posisi 17 dari 20 negara yang berbahaya untuk ditinggali atau berada di posisi 48 dalam subkategori keamanan dan keselamatan.

"Seorang ekspat Malaysia mengungkapkan kekhawatirannya terhadap politik dan ekstremisme agama. Seorang ekspat Cina tidak menyukai korupsi, kesulitan mengakses layanan kesehatan dan transportasi, dan ketidakadilan dalam hukum," tulis laporan.

Secara umum responden ekspatriat mengaku mudah untuk berteman di Indonesia, 16 persen bahkan mengaku sangat mudah berteman dengan orang Indonesia.

Salah satu keunggulan cakupan Indeks Kualitas Hidup adalah kemajuan di subkategori Kehidupan Digital, meski 7 persen ekspat mengaku faktor ini belum bagus karena akses internet terbatas dan tidak terjangkau di kota kecil.

Selain subkategori negara paling ramah, ekspatriat dalam survei Expat Insider 2019 juga menyukai Indonesia karena biaya hidup yang murah dan pajak rendah dibanding negara Barat seperti Inggris dan AS.

Berita terkait

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

6 hari lalu

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

Ada sejumlah tokoh yang didagang mau dalam Pilwalkot Bogor 2024, termasuk Sekpri Iriana Jokowi dan eks Wakil Wali Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

7 hari lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

15 hari lalu

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling

Baca Selengkapnya

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

15 hari lalu

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan tentara Amerika tersebut ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di hutan Karawang.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

16 hari lalu

KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

IM57+ Insitute merespon temuan survei Indikator Politik Indonesia soal kepercayaan publik kepada KPK. KPK, lembaga paling tidak dipercaya publik.

Baca Selengkapnya

Survei Indikator: 55,1 Persen Pendukung PDIP Tidak Setuju PSU Tanpa Prabowo-Gibran

16 hari lalu

Survei Indikator: 55,1 Persen Pendukung PDIP Tidak Setuju PSU Tanpa Prabowo-Gibran

Sebanyak 55,1 persen pendukung PDIP tidak setuju dengan PSU tanpa Prabowo-Gibran. Begini rinciannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

17 hari lalu

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

19 hari lalu

Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menyebut hasil survei menunjukkan MK mengalami tren peningkatan efek sidang sengketa hasil pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

20 hari lalu

Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 17 April 2024 diawali oleh kabar kecanggihan drone dan rudal Iran yang mampu lewati dua negara sebelum tiba di Israel

Baca Selengkapnya

Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

21 hari lalu

Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

Hampir tiga perempat responden survei Universitas Hebrew Israel melihat perlunya mempertimbangkan tuntutan politik dan militer dari sekutu soal konfli

Baca Selengkapnya