Kakek Wong dan Kakek Chan Ramaikan Demonstrasi di Hong Kong

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 9 September 2019 10:01 WIB

Kakek Wong berunjuk rasa di Hong Kong. HKFP

TEMPO.CO, Hong Kong – Seorang lelaki sepuh di Hong Kong mendapat julukan “Kakek Wong” karena kegigihannya berdemonstrasi dan membela demokrasi.

Kakek Wong, 85 tahun, kerap terlihat mengikuti berbagai unjuk rasa. Tidak jarang dia membawa tongkat kecil berwarna hitam, yang diarahkannya ke polisi saat terjadi aksi dorong mendorong.

“Saya lebih suka mereka membunuh orang tua dari pada anak muda,” kata Wong soal bentrok fisik yang terjadi di Distrik Causeway Bay, yang merupakan pusat perbelanjaan. Dia mengenakan masker gas.

“Kami sudah tua sekarang. Tapi, anak-anak adalah masa depan Hong Kong,” kata dia.

Unjuk rasa tiga bulan menolak legislasi ekstradisi di Hong Kong ini memang digerakkan oleh kaum muda.

Advertising
Advertising

Riset menunjukkan gerakan ini dilakukan oleh warga berusia 20 – 30 tahun. Dan 77 persen memiliki gelar akademik. Namun, sekelompok warga senior mulai terlihat ikut. Mereka dinamai rambut perak atau silver hair.

Mereka menolak pengesahan legislasi ekstradisi, yang membuat warga bisa diekstradisi ke Cina jika dianggap melanggar hukum di sana.

Pemerintah Hong Kong telah menarik legislasi ini dari pembahasan di parlemen. Namun, demonstran menilai langkah ini sudah telat. Mereka mendesak Hong Kong menerapkan sistem demokrasi penuh. Artinya, pejabat publik seperti kepala eksekutif dipilih langsung oleh warga.

Selama ini, posisi itu diisi oleh pejabat yang ditunjuk pemerintah Cina. Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, dianggap pro Beijing dalam konflik mengenai legislasi ini.

Selain Kakek Wong, juga ada Kakek Chan, 73 tahun, yang ikut berdemonstrasi. Mereka tergabung dalam kelompok “Lindungi Anak-Anak”, yang mayoritas merupakan warga senior dan relawan.

Setiap pekan mereka turun ke jalan, mencoba memediasi demonstran dan polisi. Ada kalanya mereka berupaya memberi demonstran kesempatan untuk lari saat polisi mulai mengejar.

“Jika kita mati, kita mati bersama,” teriak Chan, yang mengenakan topi merah dengan slogan.

Menurut dia, polisi sebaiknya tidak memukuli demonstran. Dan demonstran tidak melempari polisi dengan batu. “Semua orang harus bersikap damai untuk melindungi nilai dasar di Hong Kong,” kata dia.
Saat ini, sekitar 1.000 orang telah ditangkap, yang termuda berusia 12 tahun dan tertua berusia pertengahan tujuh puluh tahun. Mereka harus menjalani proses persidangan dan terancam dipenjara.

Seorang demonstran senior lainnya bernama Nenek Wong, yang mengikuti unjuk rasa sambil mengibarkan bendera Inggris. Dia tinggal di Shenzen dan sempat terekam video terluka dalam unjuk rasa pada pertengahan Agustus di sebuah stasiun kereta api di Hong Kong.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

5 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

10 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

15 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya