Demonstran Minta Amerika Serikat Bebaskan Hong Kong

Minggu, 8 September 2019 17:00 WIB

Seorang pria berteriak ke arah polisi huru hara saat demonstrasi di dekat kantor polisi Mong Kok di Hong Kong, Cina, 7 September 2019. Meski tuntutan pendemo telah dipenuhi, namun demo ini telah meluas menjadi gerakan demokrasi serta bmenuntut pemilihan langsung pemimpin kota. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan masyarakat Hong Kong kembali berunjuk rasa pada Minggu, 8 September 2019. Mereka menyerukan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membebaskan Hong Kong dari kendali Cina.

“Berjuang demi kebebasan, berdirilah bersama Hong Kong,” demikian teriakkan para demonstran sebelum mengajukan petisi ke kantor konsulat Amerika Serikat di Hong Kong.

Dikutip dari reuters.com, demonstran juga meneriakkan kalimat ‘tolak Beijing, bebaskan Hong Kong’. Gelombang unjuk rasa di Hong Kong sudah memasuki pekan ke-14. Aparat kepolisian berdiri menjaga jalannya aksi unjuk rasa, dimana para demonstran turun ke jalan sambil berpayung melindungi diri dari sinaran matahari yang menyengat.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper pada Sabtu, 7 September 2019, mendesak Cina agar mengendalikan situasi di Hong Kong, sebuah wilayah bekas jajahan Inggris yang dikembalikan ke Beijing pada 1997. Seruan Esper itu disampaikan ketika kepolisian Hong Kong berusaha mencegah para demonstran memblokade akses jalan menuju bandara.

Advertising
Advertising

Sebelumnya pada akhir bulan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyarankan Cina seharusnya menyelesaikan masalah yang terjadi di Hong Kong secara manusiawi sebelum sebuah kesepakatan perdagangan dicapai dengan Washington. Trump pun mengatakan unjuk rasa di Hong Kong adalah sebuah masalah yang harus dihadapi Cina.

Unjuk rasa pada Minggu, 8 September 2019 berjalan damai, dibanding demonstrasi sebelumnya yang biasanya berujung ricuh, dimana aparat kepolisian menyemprotkan air, menembakkan peluru karet dan gas air mata kepada para demonstran. Cherry, 26 tahun, warga Hong Kong yang bekerja di bidang industri keuangan mengatakan dengan terjadinya perang dagang Amerika Serikat – Cina saat ini, maka ini waktu yang tepat bagi masyarakat Hong Kong untuk memperlihatkan bagaimana kelompok pro-Cina di Hong Kong juga melakukan kekerasan HAM sehingga dia ingin pemerintah Amerika Serikat ikut membantu melindungi HAM di Hong Kong.

Hong Kong dikembalikan ke Cina di bawah kebijakan satu negara dua sistem yang menjamin kebebasan, sebuah keisitimewaan yang tidak bisa dinikmati masyarakat Cina. Sekarang ini banyak masyarkat Hong Kong waswas Beijing sedang menggerus otonomi wilayah itu.

Berita terkait

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

18 menit lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

48 menit lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

2 jam lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

2 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

3 jam lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

4 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

5 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

13 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

14 jam lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

17 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya