Aktivis Datangi Lokasi Karpet Merah Festival Film Venice

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 8 September 2019 13:43 WIB

Seekor beruang kutub terlihat di tempat sampah di kawasan industri di kota Norilsk, Rusia, 17 Juni 2019. Perubahan iklim merusak habitat beruang kutub dan memaksa mereka mencari makanan ke permukiman di kota. REUTERS/Irina Yarinskaya/Zapolyarnaya Pravda

TEMPO.CO, Venice – Ratusan demonstran dari aktivis lingkungan mendatangi lokasi karpet merah pada ajang Festival Film Venice di Italia pada Sabtu, 7 September 2019.

Mereka datang ke lokasi acara selama beberapa jam mendesak pemerintah memerangi perubahan iklim dan melarang kapal pesiar memasuki pelabuhan di sana.

Sekitar 300 demonstran ini mengenakan pakaian putih dan duduk di atas karpet merah saat bintang Hollywood seperti Brad Pitt, Scarlett Johansson, serta Joaquin Phoenix, datang ke lokasi acara, yang berlangsung selama 11 hari ini.

“Demonstran membawa plakat bertuliskan ‘Rumah kita sedang terbakar’ dan ‘Tidak untuk kapal pesiar’ dan duduk di ruang utama acara sambil meneriakkan slogan dan dikelilingi polisi,” begitu dilansir Reuters pada Sabtu, 7 September 2019.

Aktivis Chiara Buratti mengatakan topik perubahan iklim harus menjadi perhatian semua kalangan. “Isu ini lebih penting daripada isu lain di dunia saat ini,” kata Buratti, yang merupakan anggota komite anti-kapal pesiar. Mereka meminta para selebritas untuk mendukung agenda ini agar menjadi perhatian pemerintah dan publik.

Advertising
Advertising

Para demonstran tiba di lokasi pada pagi hari dan meninggalkan ruang acara pada siang hari.

Para demonstran tiba di lokasi pada pagi hari sekitar pukul tujuh seperti dilansir Global News. Mereka meninggalkan ruang acara pada siang hari.
Sabtu merupakan hari terakhir penyelenggaraan festival ini, yang digelar di Venice Lido. Pemenang dari Golden Lion akan diumumkan pada malam hari. Buratti mengatakan demonstran akan menggelar acara di Lido pada beberapa jam kemudian.

“Krisis perubahan iklim tidak memiliki batas wilayah negara. Kenapa kita harus berhenti di wilayah tertentu saja,” kata Sina Reisch, aktivis dari kelompok Ende Gelande yang berasal dari Jerman.

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

2 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

11 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

14 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

14 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

14 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

19 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya