Keputusan Boris Johnson Bekukan Parlemen Ditentang

Minggu, 1 September 2019 17:00 WIB

Ribuan orang dari berbagai wilayah di Inggris dan Irlandia Utara melakukan unjuk rasa pada Sabtu, 31 Agustus 2019 untuk melawan keputusan Perdana Menteri Inggris. Sumber: time.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan orang dari berbagai wilayah di Inggris dan Irlandia Utara melakukan unjuk rasa pada Sabtu, 31 Agustus 2019 untuk melawan keputusan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson yang akan membekukan parlemen selama satu bulan atau sebelum jatuh tempo Inggris angkat kaki dari Uni Eropa atau Brexit.

Dikutip dari reuters.com, Minggu, 1 September 2019, sekitar dua ribu orang berunjuk rasa di depan kantor perdana menteri di Downing Street, London, Inggris. Mereka meneriakkan kata ‘Johnson pembohong’. Terlihat pula papan yang bertuliskan ‘#hentikan kudeta. Pertahankan demokrasi dan selamatkan masa depan’.

Unjuk rasa serupa dijadwalkan dilakukan di beberapa wilayah bagian Inggris lainnya seperti England, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara.

Ribuan orang dari berbagai wilayah di Inggris dan Irlandia Utara melakukan unjuk rasa pada Sabtu, 31 Agustus 2019 untuk melawan keputusan Perdana Menteri Inggris. Sumber: time.com

Sebelumnya Perdana Menteri Johnson berjanji akan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober 2019 dalam kondisi dengan atau tanpa kesepakatan. Langkah membekukan parlemen oleh Johnson selama sebulan ditujukan agar menghindarinya dari upaya oposisi yang ingin menghentikannya langkahnya.

Advertising
Advertising

Pemerintah Inggris mengatakan adalah hal yang biasa membekukan parlemen sebelum perdana menteri Inggris yang baru memaparkan kebijakannya yang dijadwalkan dilakukan pada 14 Oktober 2019. Para pendukung Perdana Menteri Johnson mengatakan anggota parlemen biasanya reses setiap pekan keempat September atau persisnya saat partai-partai politik besar di Inggris menggelar konferensi tahunan mereka.

Akan tetapi sejumlah kritik mengatakan penghentian sementara parlemen Inggris atau yang disebut dengan istilah prorogation sebelumnya tidak berlangsung lama. Walhasil, keputusan Johnson ini pun digambarkan sebagai upaya untuk mengurangi para anggota parlemen melakukan debat sebelum Inggris meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober 2019.

Kubu oposisi di parlemen Inggris ingin mencegah diberlakukannya pembekuan sementara parlemen dan ingin meloloskan aturan untuk menghindari no-deal Brexit atau Inggris keluar tanpa kesepakatan. Parlemen Inggris akan kembali dari reses musim panas pada Selasa, 3 September 2019.

Berita terkait

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

4 jam lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

4 jam lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

23 jam lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

23 jam lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

1 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

2 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

3 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

7 hari lalu

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.

Baca Selengkapnya

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

8 hari lalu

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

8 hari lalu

Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Baca Selengkapnya