3 Hal Soal Depresiasi Yuan Cina

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 27 Agustus 2019 13:01 WIB

Ilustrasi mata uang asing. (Euro, dolar Hong Kong, dolar A.S., Yen Jepang, Pounsterling Inggris, dan Yuan Cina). REUTERS/Jason Lee

TEMPO.CO, Shanghai – Mata uang yuan Cina mengalami depresiasi atau penuruan nilai sebanyak empat persen pada Agustus 2019. Penurunan pada Senin, 26 Agustus 2019 ini merupakan penurunan terendah dalam sebelas tahun lalu.

Berikut ini tiga hal terkait depresiasi yuan:

  1. Kenapa

Depresiasi ini terjadi karena pemerintah Cina mengizinkan terjadinya penurunan nilai tukar yuan.

Otoritas keuangan Cina hanya mengizinkan fluktuasi yuan sebanyak 2 persen per hari. Ini bertujuan untuk menyeimbangkan tren pasar valuta asing pada saat pasar modal Cina belum matang.

Beberapa pekan terakhir, otoritas Cina melemahkan nilai tukar yuan. Tampaknya, ini dilakukan dengan mengurangi penggunaan cadangan devisa dolar untuk menaikkan nilai tukar yuan. Ini terkait situasi perang tarif antara Cina dan Amerika yang semakin mengeras.

  1. Cina dapat apa?

Pelemahan nilai tukar yuan membantu Cina meredam kenaikan harga jual barang ekspornya di Amerika Serikat menyusul kenaikan tarif impor barang asal Cina yang diputuskan Presiden AS, Donald Trump sejak tahun lalu.

Advertising
Advertising

Trump menaikkan tarif impor ini untuk menekan Cina agar mengubah praktek dagang yang menurut Washington tidak adil yaitu pencurian hak paten.

AS menaikkan tarif impor terhadap sekitar US$550 miliar atau sekitar Rp7.800 triliun dengan kisaran 10 – 25 persen.

  1. Risiko bagi Cina dan dunia

Pengritik Cina di AS telah lama menuduh Beijing melemahkan nilai tukar yuan di bawah nilai sebenarnya untuk mendapatkan keunggulan ekspor. Sehingga depresiasi yuan bakal semakin memperkuat tuduhan itu.

Trump menuding Cina sebagai manipulator mata uang saat yuan melemah melewati angka tujuh yuan per dola para awal Agustus 2019.

Jika tidak dikelola dengan baik, pelemahan nilai tukar yuan akan menurunkan kepercayaan investor akan perekonomian negeri komunis itu.

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

16 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

22 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

23 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya