Pemerintah Hong Kong Khawatir Demonstran Semakin Bertindak Keras

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 27 Agustus 2019 10:01 WIB

Bukit Lion Rock menyala pada hari Jumat, 23 Agustus 2019, ketika demonstran membentuk rantai manusia sambil menyalakan senter dan laser.[Winson Wong/SCMP]

TEMPO.CO, Hong Kong – Pemerintah Hong Kong memperingatkan tindak kekerasan yang terjadi saat demonstrasi bisa mendorong kota pusat keuangan dunia itu ke tepi bahaya besar.

Peringatan ini muncul pasca bentrok fisik antara polisi dan demonstran pada akhir pekan yang berujung penangkapan 86 orang. Salah satu demonstran yang ditahan masih berusia 12 tahun.

“Eskalasi tindakan kekerasan oleh demonstran radikal tidak hanya keterlaluan. Mereka juga mendorong Hong Kong ke tepi bahaya besar,” begitu pernyataan pemerintah Hong Kong seperti dilansir Channel News Asia pada 26 Agustus 2019.

Polisi menyemprotkan water cannon dan gas air mata dalam bentrokan jalanan dengan sejumlah pengunjuk rasa. Demonstran Hong Kong melemparkan berbagai benda keras dan molotov kepada polisi pada Ahad malam. Ini merupakan akhir pekan kedua berturut-turut yang berakhir dengan kekacauan di kota yang dikuasai Cina ini.

Situasi rusuh itu membuat enam petugas mencabut senjata dan salah satunya melakukan tembakan peringatan ke udara. Polisi menembakkan 215 kaleng gas air mata dan 74 peluru karet dalam dua hari.

Advertising
Advertising

Unjuk rasa besar-besaran ini mulai terjadi pada Juni 2019 saat warga menolak proses amandemen legislasi ekstradisi. Aljazeera melansir rancangan legislasi itu memungkinkan pemerintah Hong Kong, yang dituding pro-Beijing, untuk mengekstradisi tersangka kriminal ke Beijing.

Belakangan warga menuntut agar Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mundur karena diduga memerintahkan tindakan keras polisi. Carrie juga dianggap pro-Beijing karena ditunjuk pemerintah Cina untuk menempati posisi ini.

Para pengunjuk rasa Hong Kong juga merencanakan aksi besar-besaran lanjutan pada pekan ini. Mereka bakal berpawai di depan kantor pusat maskapai Cathay Pacific, yang diduga mengalami kondisi tekanan karena karyawannya mendukung aksi pro-Demokrasi ini.

Berita terkait

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

15 menit lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

20 menit lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

19 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

21 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

4 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya