Peringatan 2 Tahun Pembantaian Etnis Rohingya

Senin, 26 Agustus 2019 11:00 WIB

Ribuan pengungsi Rohingya di Bangladesh memperingati tahun kedua pembantaian terhadap etnis itu dengan melakukan aksi turun ke jalan. Sumber: Al Jazeera

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan pengungsi etnis Rohingya yang ada di Bangladesh pada Minggu, 25 Agustus 2019, memperingati tahun kedua pembantaian terhadap etnis minoritas itu. Mereka meneriakkan tuntutan terhadap pemerintah Myanmar diantaranya meminta agar diberikan kewarganegaraan pada etnis Rohingya.

Aksi protes itu diikuti sekitar 200 ribu orang etnis Rohingya. Aksi berlangsung damai yang juga dihadiri oleh para anggota PBB yang ada di kamp Kutupalong di Cox’s Bazar, Bangladesh.

“Tuhan itu hebat! Diberkatilah Rohingya!,” teriak anak-anak dan orang dewasa ketika berbaris di kamp pengungsi terbesar di dunia untuk memperingati apa yang mereka sebut sebagai Hari Genosida.

“Jangan terulang lagi! Hari peringatan Rohingya! Kembalikan kewarganegaraan kami!,” demikian diteriakkan sejumlah partisipan dalam protes itu.

Ribuan pengungsi Rohingya di Bangladesh memperingati tahun kedua pembantaian terhadap etnis itu dengan melakukan aksi turun ke jalan. Sumber: Yahoo News

Advertising
Advertising

Pemimpin aksi protes, Mohib Ullah, mengatakan masyarakat etnis Rohingya yang merupakan kelompok minoritas ingin kembali ke tempat tinggal mereka di Myanmar, tetapi setelah diberi kewarganegaraan, mendapat jaminan keamanan dan diizinkan untuk menetap kembali di desa-desa mereka sebelumnya.

“Kami ingin memberi tahu dunia bahwa kami ingin hak-hak kami kembali, kami menginginkan kewarganegaraan, kami ingin rumah dan tanah kami kembali. Myanmar adalah negara kita. Kita adalah Rohingya,” kata Mohib Ullah.

Unjuk rasa ini terjadi beberapa hari setelah upaya kedua gagal untuk memulangkan para pengungsi. Pada Kamis, 22 Agustus 2019, tidak ada lagi satu pun etnis Rohingya yang kembali melintasi perbatasan Myanmar - Bangladesh.

"Mereka bertanya apakah kami ingin kembali ke Myanmar, saya bilang tidak. Mereka bertanya mengapa. Saya memberi tahu mereka bahwa rumah kami dibakar, anggota keluarga kami diperkosa dan dibunuh. Inilah sebabnya kami menderita saat datang ke sini. Bagaimana kami bisa kembali tanpa mengetahui bahwa kita akan aman? " Noor Hossain, etnis Rohingya.

AL JAZEERA MEIDYANA ADITAMA WINATA

Berita terkait

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

1 jam lalu

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

TB Hasanuddin mengatakan usulan pemberian kewarganegaraan ganda seperti disampaikan Luhut tidak bisa serta-merta hanya berdasarkan alasan ekonomi saja

Baca Selengkapnya

Luhut Lontarkan Tawaran Kewarganegaraan Ganda ke Diaspora, Membedah Apa Itu Diaspora

1 hari lalu

Luhut Lontarkan Tawaran Kewarganegaraan Ganda ke Diaspora, Membedah Apa Itu Diaspora

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menawarkan kewarganegaraan ganda bagi para diaspora Indonesia. Apa itu diaspora Indonesia?

Baca Selengkapnya

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

1 hari lalu

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

Luhut menawarkan kewarganegaraan ganda bagi diaspora Indonesia. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

4 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Cara Pindah Kewarganegaraan WNA Menjadi WNI dan Persyaratannya

9 hari lalu

Cara Pindah Kewarganegaraan WNA Menjadi WNI dan Persyaratannya

Untuk berpindah status WNA menjadi WNI terdapat beberapa syarat dan proses yang perlu dilalui. Ini informasi lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

11 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

17 hari lalu

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

The New York Times menginstruksikan para jurnalis yang meliput serangan Israel di Gaza untuk membatasi penggunaan istilah genosida hingga pendudukan

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

23 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

35 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

43 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya