64 Persen Anak Muda di Cina Alami Rambut Rontok karena Stres

Senin, 26 Agustus 2019 08:00 WIB

Ilustrasi rambut rontok. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang siswi, 13 tahun, dari sebuah sekolah di wilayah selatan Cina dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya karena mengalami rambut rontok hingga membuatnya nyaris botak. Bulu mata dan alisnya bahkan sudah tidak ada.

"Pasien datang memakai topi dan terlihat sangat tidak percaya diri," kata Shi Ge, ahli dermatologist dari Rumah Sakit Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, Cina.

Dikutip dari asiaone.com, Minggu, 25 Agustus 2019, siswi yang tidak dipublikasi namanya itu awalnya bersekolah dengan baik saat duduk di bangku SD, dengan nilai-nilai yang memuaskan. Namun ketika masuk SMP atau sekolah menengah, nilai-nilainya mulai turun.

Orang tua siswi tersebut telah mendorong putri mereka agar mencetak prestas di sekolah. Walhasil, siswi tersebut mendorong dirinya untuk berusaha lebih keras hingga membuatnya stres dan mengalami kerontokan rambut yang parah.

Sisa rambut rontok yang tertinggal di sisir.

Advertising
Advertising

Setelah mengalami perawatan medis selama delapan bulan, siswi tersebut mulai tumbuh rambut. Kisah yang dialami siswi tersebut meninggalkan bekas mendalam mengingat saat ini jumlah anak-anak muda di Cina yang menjalani perawatan rambut rontok karena stres meningkat.

Jia Lijun, seorang dokter di rumah sakit Pengobatan Tradisional Cina, mengatakan selain karena faktor genetik, kerontokan rambut parah bisa terjadi akibat stres di tempat kerja, sekolah dan kehidupan sehari-hari. Stres bisa membuat endocrine menjadi tidak seimbang dan berdampak pada pertumbuhan rambut.

Pada Januari 2019 sebuah survei yang dilakukan pada 1.900 oleh China Youth Daily menemukan sebanyak 64.1 persen responden yang berusia 18 - 35 tahun mengalami kerontokan rambut karena jam kerja yang terlalu lama dan tidak teratur, insomnia serta stres mental.

Sedangkan Shi mengatakan jumlah anak-anak muda Cina yang melakukan perawatan rambut rontok ke tempatnya dalam beberapa tahun terakhir meningkat. Mereka yang bekerja di bidang informasi teknologi dan para pekerja kerah putih adalah dua kelompok terbesar yang mengalami kerontokan rambut.

"Mereka biasanya tidak bisa tidur dengan baik pada malam hari karena tingginya tekanan atau menjalani diet yang tidak teratur karena sering melakukan perjalanan bisnis," kata Shi.

Survei yang dilakukan Weibo pada Rabu, 21 Agustus 2019, mengungkap 68 persen dari total 47 ribu responden mengaku mengalami kerontokan rambut serius ketika masih bersekolah. Sedangkan 22 persen mengaku mengalami rambut rontok ketika memulai karir dan 5 persen lainnya saat masuk usia pertengahan.

Berita terkait

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

6 menit lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

16 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

2 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya