Google Melarang Karyawan Diskusi Politik

Sabtu, 24 Agustus 2019 15:34 WIB

Logo Google di depan kantor pusat Google Cina di Beijing, Senin,(25/01). Pemerintah Cina membantah keterlibatan dalam serangan Internet setelah AS mendesak untuk menyelidiki keluhan tersebut. AP Photo/Alexander F. Yuan

TEMPO.CO, Jakarta - Google menerbitkan aturan baru pada seluruh karyawan perusahaan itu, yakni melarang karyawannya mendiskusikan politik dalam layanan pesan internal. Diskusi politik antar karyawan dikhawatirkan bocok dan bisa merusak kepercayaan publik kepada Google.

Aturan baru Google diterbitkan pada Jumat, 23 Agustus 2019, di tengah-tengah derasnya tudingan Google bersikap bias. Dalam aturan baru itu, Google meminta pada karyawannya agar bertanggung jawab, bersikap saling membantu dan berhati-hati dalam menggunakan seluruh bentuk komunikasi internal, termasuk mencegah pembicaraan politik.

"Membagikan informasi dan gagasan dengan rekan kerja bisa membantu membangun komunitas, tetapi perdebatan politik atau pemberitaan terbaru itu mengganggu hari-hari kerja dan tidak diperbolehkan," demikian bunyi aturan Google.

Logo Google. REUTERS/Arnd Wiegmann

Dikutip dari rt.com, Sabtu, 24 Agustus 2019, Google berpandangan aturan tersebut adalah hal yang natural bagi sebuah perusahaan yang berharap karyawannya benar-benar fokus bekerja ketimbang memperdebatkan politik sepanjang pekan. Google juga saat bersamaan muncul dengan gagasan ingin memiliki citra sendiri di mata publik sehingga mendesak para karyawannya untuk hanya berbicara yang baik tentang Google karena tindakan ceroboh karyawan itu bisa menciderai kepercayaan publik pada produk-produk Google.

Advertising
Advertising

Sebelumnya beberapa pekan ini kebocoran yang dilakukan sejumlah mantan karyawan Google telah membuat perusahaan itu dituding bias politik dan melakukan sensor di perusahaan dengan memblokir situs yang secara tidak proporsional menargetkan suara pusat yang mendorong hasil pencarian ke arah politik tertentu.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada awal pekan ini menuduh Google memanipulasi keputusan pemilu 2016 dengan menguntungkan lawan politiknya Hillary Clinton dari Partai Demokrat. Google juga menghadapi tuntutan karena rendahnya penanganan laporan kekerasan seksual di tempat kerja sehingga menyebabkan seorang karyawan mengundurkan diri sebagai bentuk protes.

Berita terkait

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

4 hari lalu

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

8 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

10 hari lalu

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.

Baca Selengkapnya

Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

13 hari lalu

Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

Jika karyawan mengalami burnout, bukan hanya ia sendiri yang harus mencari solusi mengatasinya. Atasan juga perlu memperhatikan hal ini.

Baca Selengkapnya

Sinyal Bos Jatuh Hati pada Karyawan, Tak Cuma Bahas Pekerjaan

15 hari lalu

Sinyal Bos Jatuh Hati pada Karyawan, Tak Cuma Bahas Pekerjaan

Bos jatuh hati pada bawahannya namun tak menunjukkannya dengan terang-terangan dengan alasan profesionalisme. Cek tanda berikut.

Baca Selengkapnya

Hindari Urusan Politik, Anies Baswedan Disebut Masih Fokus Silaturahmi Lebaran

16 hari lalu

Hindari Urusan Politik, Anies Baswedan Disebut Masih Fokus Silaturahmi Lebaran

Anies Baswedan tengah berfokus pada urusan internal dan silaturahim hari raya Idulfitri 2024.

Baca Selengkapnya

4 Program Kesehatan yang Bisa Dorong Produktivitas Karyawan

17 hari lalu

4 Program Kesehatan yang Bisa Dorong Produktivitas Karyawan

Produktivitas karyawan yang tinggi harus dibarengi dengan perhatian dan dukungan yang memadai dari perusahaan. Apa saja benefit yang bisa ditawarkan?

Baca Selengkapnya

7 Hal yang Tak Boleh Dilakukan Karyawan Baru pada Minggu Pertama

18 hari lalu

7 Hal yang Tak Boleh Dilakukan Karyawan Baru pada Minggu Pertama

Meski sudah lolos wawancara kerja dan tercatat sebagai karyawan baru, evaluasi pada Anda tak lantas berakhir. Berikut hal yang tak boleh dilakukan.

Baca Selengkapnya

JPMorgan Ingatkan Amerika Serikat Hadapi Risiko Geopolitik dan Dalam Negeri

18 hari lalu

JPMorgan Ingatkan Amerika Serikat Hadapi Risiko Geopolitik dan Dalam Negeri

JPMorgan ingatkan Amerika Serikat sedang menghadapi kuburan risiko buntut dari ketegangan geopolitik dunia dan polarisasi politik dalam negeri

Baca Selengkapnya