Kapal Survei Cina di Laut Cina Selatan Dekati Vietnam

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 24 Agustus 2019 16:55 WIB

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, dan PM Vietnam, Nguyen Xuan Phuc, di Hanoi, Vietnam, pada Kamis, 22 Agustus 2019. Reuters.

TEMPO.CO, Hanoi – Sebuah kapal survei milik Cina memperpanjang aktivitasnya ke sebuah area yang semakin dekat dengan garis pantai Vietnam.

Ini terlihat dari data yang dilansir situs pelacak kapal.

Kapal ini bergerak mendekati garis pantai Vietnam setelah Australia dan Amerika Serikat mengungkapkan keprihatinan mengenai tindakan Cina di perairan laut yang dipersengketakan kedua negara.

“Kapal survei Haiyang Dizhi 8 dari Cina mulai memasuki kawasan Zona Ekonomi Eksklusif milik Vietnam pada awal Juli saat memulai survei seismik selama beberapa pekan,” begitu dilansir Reuters pada Sabtu, 24 Agustus 2019.

Aksi kapal ini, yang dikawal empat kapal lainnya dari Cina, memicu ketegangn dengan kapal penjaga pantai dan militer Vietnam.

Advertising
Advertising

Situs Marine Traffic melansir kapal survei Cina ini terus melakukan survei di sekitar area laut yang berjarak 102 kilometer di sebelah tenggara dari Pulau Phu Quy dari Vietnam dan 185 kilometer dari pantai di Kota Phan Tiet, di selatan.

Hingga saat ini, dua kapal dari angkatan laut Vietnam terus mengikuti kapal dari Cina itu.

Menurut aturan internasional, ZEE dari sebuah negara memanjang hingga 370 kilometer dari garis pantainya. Ini berarti negara itu bisa mengelola kekayaan alam yang ada di area laut itu.

Selama ini, Vietnam dan Cina terlibat dalam konflik perbatasan laut berkepanjangan. Ini karena Laut Cina Selatan memiliki potensi kekayaan minyak dan gas yang berlimpah dan siap dieksplorasi.

Cina telah mendeklarasikan secara sepihak sembilan garis terputus-putus untuk menandai area luas di Laut Cina Selatan sebagai miliknya.

Pada Jumat kemarin, PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc dan PM Australia Scott Morrison, bertemu dan menyatakan keprihatinan atas klaim sepihak dari negara tertentu atas Laut Cina Selatan. Keduanya menyerukan semua pihak tunduk pada aturan hukum internasional.

Berita terkait

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

4 jam lalu

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

Trenggono menjelaskan alasannya menggandeng negara tetangga, Vietnam untuk budi daya benih lobster. Trenggono telah membuka keran ekspor benur.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

4 jam lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

12 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

15 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

2 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya