Media Cina Tuding MTR Hong Kong Bantu Demonstran

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 24 Agustus 2019 08:31 WIB

Sejumlah pengunjuk rasa membuat barikade di pintu masuk stasiun MRT Yuen Long di New Territories, Hong Kong, 21 Agustus 2019. Sebulan lalu pengunjuk rasa diserang oleh anggota geng triad di stasiun Yuen Long MTR. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Beijing – Media resmi pemerintah Cina menuding perusahaan pengelola kereta api di Hong Kong membantu para demonstran.

Sikap ini mengingatkan pada pemberitaan sebelumnya yang juga menyasar maskapai Hong Kong yaitu Cathay Pacific.

Ini membuat CEO Cathay Pacific mengundurkan diri setelah karyawan perusahaan itu terlibat dalam aksi unjuk rasa di Bandara Internasional Hong Kong beberapa pekan lalu.

“Perusahaan kereta api mengoperasikan kereta eksklusif bagi demontran brutal di Hong Kong dan ini dilakukan secara gratis,” cuit kantor berita Xinhua dalam bahasa Inggris seperti dikutip Channel News Asia pada Jumat, 23 Agustus 2019.

Media ini menuding perusahaan Mass Transit Railway atau MTR membantu para demonstran dengan menyediakan angkutan gratis. Ini agar para demonstran bisa melarikan diri dari kejaran polisi setelah melakukan aksi duduk bersama di stasiun Yuen Long untuk memperingati serangan kelompok preman triad asal Cina beberapa waktu lalu.

Advertising
Advertising

Media Global Times asal Cina, yang dikenal dengan sikap pemberitaan yang nasionalis, memberitakan pengelola MTR membantu para demonstran melarikan diri dari polisi dan bukannya membantu polisi.

“MTR memberi tahu masyarakat Hong Kong bahwa demonstran radikal yang tlah bertindak brutal tidak hanya dapat menghindari polisi tapi juga bisa menikmati layanan bebas dan khusus,” begitu suara Global Times.

Namun, manajemen MTR Corporation, yang mayoritas sahamnya dikuasai pemerintah Hong Kong, mengatakan layanan kereta dilakukan untuk membantu penumpang yang terlantar.

Manajemen juga mengatakan mengangkut penumpang demonstran dan tidak memberhentikan kereta di stasiun yang memiliki kantor polisi. Ini dilakukan untuk menghindarkan terjadinya penumpukan penumpang.

Unjuk rasa di Hong Kong telah berlangsung selama sekitar 11 pekan. Warga menolak amandemen legislasi ekstradisi, yang memungkinkan tersangka kriminal diekstradisi ke Cina jika dianggap melanggar hukum di sana.

Warga juga menuntut penerapan sistem demokrasi secara penuh karena kepala eksekutif Hong Kong merupakan pejabat yang ditunjuk Beijing. Sejak dikembalikan Inggris ke Cina pada 1997, Hong Kong menganut konsep satu negara dua sistem. Hong Kong menganut sistem demokrasi dan Cina komunisme.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

8 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

13 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

22 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya