Rusia dan Cina Tanggapi Uji Coba Rudal Militer Amerika

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 20 Agustus 2019 21:03 WIB

Media online defensenews.com menulis bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab gagalnya rudal SM-3 Blok IIA mencegat rudal target, selain masalah di rudal itu sendiri. Radar kontrol penembakan dan targeting atau sistem AEGIS Angkatan Laut juga dapat menjadi penyebab kegagalan itu. raytheon.com

TEMPO.CO, Moskow - Pemerintah Rusia dan Cina menanggapi tes peluncuran rudal jelajah oleh militer Amerika Serikat pada 18 Agustus 2019.

Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov, mengatakan Moskow menyesalkan uji coba rudal jelajah itu, yang terlarang dalam perjanjian Intermediate Range Nuclear Forces atau INF, yang sudah tidak berlaku.

Dia mengatakan tindakan AS ini menunjukkan Washington telah bersiap lama untuk keluar dari perjanjian rudal itu.

“Kami merasa khawatir dengan tujuan jelas dari AS yaitu mendongkrak kondisi tidak stabil yang selama ini dijaga secara solid lewat perjanjian yang AS telah menyatakan keluar sekitar dua pekan lalu,” kata Ryabkov.

Dia juga mengatakan Rusia tidak akan mau ditarik ke era perlombaan senjata. Rusia tidak akan memasang rudal di kawasan manapun asalkan AS tidak melakukannya.

Advertising
Advertising

Soal ini, pemerintah Cina juga menyatakan penyesalannya.

“Tindakan AS akan membuat terjadi eskalasi militer dan akan berdampak buruk bagi keamanan regional dan internasional. Tindakan ini juga mengkonfirmasi AS bertujuan menghilangkan batasan dan mengembangkan rudal canggih dan mendapatkan supremasi militer sepihak saat keluar dari perjanjian INF,” kata Geng Shuang, juru bicara Kemenlu Cina.

Seperti dilansir CNN, militer Amerika Serikat melakukan uji coba peluncuran rudal jelajah di pantai barat pada Ahad, 18 Agustus 2019.

Uji coba ini tidak bisa dilakukan jika AS masih terikat dengan perjanjian Intermediate Range Nuclear Forces atau INF, yang telah ditinggalkan, dengan Rusia.

“Departemen Pertahanan melakukan uji coba penerbangan rudal jelajah berbasis darat konvensional di lepas pantai Barat AS. Kami sedang mengevaluasi hasil dari tes itu,” kata Letnan Kolonel Carla Gleason dari Pentagon seperti dilansir CNN pada Senin, 19 Agustus 2019.

Letkol Gleason mengatakan uji coba rudal balistik itu dilakukan di Pulau San Nicolas, California. Pentagon mengatakan rudal jelajah itu keluar dari peluncur darat mobile dan mengenai target secara tepat pada jarak 500 kilometer.

Pentagon mengatakan rudal jelajah itu memiliki desain untuk membawa bahan peledak konvensional dan bukannya nuklir. Data hasil uji coba ini akan dipelajari untuk pengembangan lanjutan rudal balistik jarak menengah di masa depan.

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

57 menit lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

11 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

11 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

19 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

21 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya