Media Sosial Bekukan Ratusan Akun Kampanye Hong Kong

Selasa, 20 Agustus 2019 17:13 WIB

Ratusan massa anti RUU ekstradisi menggunakan payung saat melakukan aksi unjuk rasa menuntut demokrasi dan reformasi politik di Hong Kong, August 18, 2019. REUTERS/Kim Hong-Ji

TEMPO.CO, Jakarta - Twitter pada Senin, 19 Agustus 2019, membekukan ratusan akun yang diduga bagian dari kampanye pro-pemerintah Cina untuk menabur perselisihan politik di Hong Kong. Media sosial itu juga tidak akan lagi menerima iklan dari media yang dikontrol Cina.

Secara keseluruhan, Twitter mengatakan 936 akun yang berasal dari Cina telah dibekukan karena diduga melakukan sejumlah pelanggaran manipulasi platform perusahaan, termasuk spam, aktivitas terkoordinasi, akun palsu, dan upaya menghindari larangan.

Twitter mengatakan pembekuan akun ini adalah bagian dari upaya untuk melemahkan posisi legitimasi dan gerakan politik unjuk rasa di Hong Kong.

Diantara akun yang diblokir itu ada yang memiliki kurang dari 100 pengikut. Ada pula 326 akun yang memiliki lebih dari 10.000 pengikut dan sudah dibekukan serta beberapa akun memiliki hampir 300.000 pengikut.

"Terselubung, perilaku manipulatif tidak mendapat tempat di layanan media sosial kami. Mereka (akun provokatif) melanggar prinsip-prinsip dasar perusahaan yang telah kami bangun," tulis Twitter.

Advertising
Advertising

Twitter mengatakan penyelidikan intensif telah menemukan bukti yang dapat diandalkan untuk mendukung bahwa ini adalah operasi yang didukung oleh suatu negara. Ketika diminta untuk mengklarifikasi bagaimana penyelidikannya berlangsung, juru bicara Twitter merujuk pada temuan investigasi bahwa beberapa akun telah mendapatkan akses ke Twitter tanpa menggunakan VPN.

Mengikuti jejak Twitter, Facebook pun melakukan investigasi pada Senin kemarin. Facebook sebelumnya telah memutuskan menghapus tujuh laman, tiga grup, dan lima akun yang diduga terlibat dalam koordinasi perilaku tidak autentik dari Cina dan berfokus pada Hong Kong.

"Kami akan terus memantau dan akan mengambil tindakan jika kami menemukan pelanggaran tambahan," kata Kepala Kebijakan Keamanan siber Facebook, Nathaniel Gleicher.

Contoh-contoh dari perilaku tidak otentik yang diidentifikasi oleh Facebook diantaranya unggahan yang membandingkan pengunjuk rasa dengan kecoak. Ada pula unggahan yang menuduh wartawan melakukan korupsi dan berkolusi dengan perusuh, serta klaim kalau pengunjuk rasa yang harus bertanggung jawab atas jatuhnya korban luka.

Twitter, Facebook, dan sebagian besar platform media sosial dari barat lainnya sudah diblokir oleh Beijing. Sebagian besar akun yang diidentifikasi oleh Twitter sebagai akun jahat, menghindar dari Beijing karena pengaman digital negara itu dikenal menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN).

The Intercept melaporkan pengumuman Twitter tentang adanya pelarangan iklan dilakukan beberapa jam setelah majalah investigasi online menghubungi Twitter dan mengatakan ada iklan tweet yang dibuat oleh Global Times, yakni sebuah tabloid Cina yang diterbitkan di bawah naungan People's Daily.

SOUTH CHINA MORNING POST | MEIDYANA ADITAMA WINATA

Berita terkait

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

13 jam lalu

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

14 jam lalu

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

Unjuk rasa Hari Buruh Internasional dengan pagelaran teatrikal dan aksi berjalan kaki (long march)

Baca Selengkapnya

Unjuk Rasa Saat Hari Buruh Internasional di Bandung, Deretan Masalah Ini yang Disoroti

17 jam lalu

Unjuk Rasa Saat Hari Buruh Internasional di Bandung, Deretan Masalah Ini yang Disoroti

Aliansi Buruh Bandung Raya melakukan unjuk rasa menyuarakan perjuangan mereka saat Hari Buruh Internasional atau May Day di Cikapayang Dago Park

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

1 hari lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

1 hari lalu

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

Twibbon dapat digunakan untuk turut menyemarakkan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024. Silakan unggah dan tayang.

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

2 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

3 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

4 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

4 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

5 hari lalu

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.

Baca Selengkapnya