Trump Emoh Berbisnis dengan Huawei, Alasan Keamanan Nasional

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 19 Agustus 2019 16:41 WIB

Pendiri Huawei Ren Zhengfei menghadiri diskusi panel di kantor pusat perusahaan di Shenzhen, provinsi Guangdong, Cina 17 Juni 2019. [REUTERS / Aly Song]

TEMPO.CO, New Jersey - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan dia tidak ingin berbisnis dengan perusahaan raksasa teknologi telekomunikasi Huawei.

Dia mengatakan ini meskipun pemerintah AS berencana untuk memperpanjang masa tenggang bagi perusahaan itu agar tidak terkena sanksi.

Trump mengatakan alasannya adalah keamanan nasional AS.

“Saat ini, tampaknya kita tidak akan memberlakukan bisnis. Saya tidak ingin melakukan bisnis sama sekali karena ini menjadi ancaman keamanan nasional. Dan saya sangat percaya bahwa media telah meliput sedikit berbeda dari soal ini,” kata Trump saat di New Jersey sebelum lepas landas dengan pesawat Air Force One seperti dilansir media SCMP pada Senin, 19 Agustus 2019 dengan mengutip Reuters.

Beberapa media AS seperti Reuters melansir pada akhir pekan lalu bahwa departemen Perdagangan AS bakal memperpanjang masa tenggang bagi Huawei untuk bisa membeli suplai komponen teknologi dari perusahaan AS sehingga bisa terus melayani konsumen. Masa tenggang ini bakal diperpanjang selama 90 hari.

Advertising
Advertising

Menurut Trump, ada sebagian kecil dari bisnis Huawei yang bisa dikecualikan dari larangan luas tapi isu ini menjadi sangat kompleks. Dia juga tidak mengatakan apakah pemerintahannya akan memperpanjang lisensi umum sementara.

Secara terpisah, Direktur Dewan Keamanan Nasional AS, Larry Kudlow, mengatakan departemen Perdagangan akan memperpanjang proses lisensi Huawei selama tiga bulan sebagai tanda niat baik di tengah negosiasi perdagangan dengan Cina.

“Kita beri kesempatan kepada perusahaan kita selama tiga bulan,” kata Kudlow kepada NBC.

Pada saat yang sama, Huawei berencana melipattigakan kegiatan riset dan pengembangan staf di Rusia dalam enam tahun. Ini dilansir oleh media Rusia yaitu Sputnik.

Huawei merupakan perusahaan teknologi telekomunikasi raksasa yang membangun peralatan jaringan. Perusahaan akan merekrut 500 staf baru pada akhir tahun dan 1.000 orang lain sesudahnya.

Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

3 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

5 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

8 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

11 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

20 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

23 jam lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

2 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya