Isu Zakir Naik, Kelompok Pengacara di Malaysia Ikut Bereaksi

Sabtu, 17 Agustus 2019 14:00 WIB

28-jateng-ZakirNaik

TEMPO.CO, Jakarta - Pengacara kebebasan sipil paling berpengaruh di Malaysia Syahredzan Johan menyebut pemerintah bisa mencabut izin tinggal permanen ulama Zakir Naik. Zakir sudah tiga tahun tinggal di Malaysia dan izin tinggal itu diberikan padanya oleh pemerintahan mantan Perdana Menteri Najib Razak.

Dikutip dari aljazeera.com, Sabtu, 17 Agustus 2019, Syahredzan mengaku telah memasukkan laporan soal Zakir ke polisi pada Kamis, 15 Agustus 2019.

"Sangat terlihat jelas para pendukung Dr Zakir bisa sangat emosional dan bahkan terlalu bersemangat dalam mempertahankan ulama kontrofersial mereka," kata Syahredzan, menanggapi adanya ancaman padanya terkait tindakan yang dilakukannya.

Panita ceramah Zakir Naik menggelar konfrensi pers terkait acara ceramah Zakir Naik. TEMPO/Iqbal Lubis

Sedangkan menurut Melissa Sasidaran, Direktur kelompok HAM Pengacara bagi Kebebasan atau LFL, Zakir merasa hidupnya dalam bahaya jika dipulangkan ke India oleh pemerintah Malaysia. Dia pun menyarankan agar Zakir mengajukan permohonan ke Komisi Tinggi PBB untuk urusan pengungsi atau UNHCR guna meminta suaka perlindungan dimana nasibnya akan ditentukan kemudian.

Advertising
Advertising

"Dia terlihat telah menjadi sosok yang memecah-belah di Malaysia. Sebagai orang asing yang telah diberikan status izin tinggal permanen, sangat jelas dia telah menyalahgunakan keistimewaannya dengan menempatkan umat Islam melawan non-Muslim, masyarakat Malaysia melawan non-etnis Malaysia," kata Melissa.

Ucapan Zakir dalam sebuah acara pada 8 Agustus 2019 di Kelantan telah menuai kontroversi. Ketika itu, dia menyerukan agar masyarakat Cina - Malaysia pulang saja karena mereka adalah tamu lama di Malaysia.

Sebelumnya, Zakir membandingkan umat Hindu di Malaysia dengan umat Islam di India. Umat Hindu di Malaysia bisa menikmati lebih dari 100 persen hak-haknya ketimbang umat Muslim di India. Dia juga menyebut umat Hindu di Malaysia lebih setia kepada Perdana Menteri India Narendra Modi ketimbang pada Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad.

Berita terkait

Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

2 jam lalu

Dua Produser Program Televisi Korea Selatan yang Dibintangi Hyoyeon SNSD dan Dita Karang Dideportasi Imigrasi Bali

Setelah diperiksa Imigrasi, 15 kru dan artis Korea Selatan, termasuk Hyoyeon SNSD dan Dita Karang sudah kembali ke Korsel pada Jumat lalu.

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

2 jam lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

1 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

1 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

2 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

2 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

3 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

3 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya