Terpapar Polusi Udara Sama dengan Merokok Satu Bungkus per Hari

Kamis, 15 Agustus 2019 19:00 WIB

Warga bersepeda menggunakan masker di Jakarta, Kamis 25 Juli 2019. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Andono Warih menyebutkan, selain faktor musim kemarau, faktor pembangunan trotoar di pusat kota mempengaruhi udara Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian di Amerika Serikat mengungkap bahwa terpapar polusi udara secara rutin selama bertahun-tahun sebanding dengan merokok satu bungkus sehari.

CNN melaporkan pada 15 Agustus 2019, studi yang diterbitkan jurnal medis JAMA pada Selasa kemarin, mengungkap paparan polusi udara, terutama untuk ozon permukaan tanah, partikel halus, nitrogen oksida dan karbon hitam.

Penelitian ini mengamati lebih dari 7.000 orang dewasa berusia 45 hingga 84 tahun selama lebih dari sepuluh tahun di enam wilayah metropolitan AS: Baltimore, Chicago, Los Angeles, Kota New York, St. Paul, Minnesota, dan Winston-Salem, North Carolina.

Dengan menggunakan CT Scan, peneliti melihat bahwa paparan terhadap masing-masing polutan dikaitkan dengan perkembangan emfisema, suatu kondisi paru-paru yang menyebabkan sesak napas, dan biasanya dikaitkan dengan merokok. Ini adalah penyakit kronis yang melemahkan, yang menyusutkan jumlah oksigen yang mencapai aliran darah.

Para ilmuwan mampu menunjukkan penurunan fungsi paru-paru dengan spirometri, tes sederhana yang mengukur seberapa banyak udara yang bisa Anda hirup dalam satu napas.

Advertising
Advertising

Para pasien semua sehat ketika mereka memulai penelitian, dan para peneliti mengendalikan faktor-faktor yang dapat membahayakan kesehatan paru-paru, termasuk usia dan apakah orang itu seorang perokok atau secara teratur terpapar asap rokok.

Hubungan terkuat antara polutan dan emfisema terlihat dengan paparan ozon, yang merupakan satu-satunya polutan yang terkait dengan penurunan fungsi paru-paru tambahan.

Paparan ozon mengiritasi dan mengobarkan lapisan paru-paru kita ketika kita menghirupnya. Itu dapat membuat kita kehabisan napas, menyebabkan serangan asma, membuat kita lebih rentan terhadap infeksi.

Ozon di permukaan tanah adalah bagian dari kabut asap yang tidak bisa kita lihat. Itu tidak berwarna dan berasal dari transformasi fotokimia yang terjadi ketika polutan berinteraksi dengan sinar matahari.

"Peningkatan emfisema yang kami amati relatif besar, mirip dengan kerusakan paru-paru yang disebabkan oleh 29 tahun merokok dan 3 tahun penuaan," kata Dr. R. Graham Barr, Hamilton Southworth, guru besar bidang kedokteran andepidemiologi di Columbia UniversityIrvingMedical Center dan penulis senior makalah ini. Satu bungkus per tahun berarti merokok sebungkus rokok sehari selama setahun.

Tingkat polusi udara diperkirakan ada di lingkungan rumah para peserta. Mereka mengambil bagian dalam Studi Multi-Etnis Polusi Udara Atherosclerosis (MESA Air) dan Paru-Paru MESA.

Konsentrasi partikel halus dan nitro oksida sekitar, tetapi bukan ozon, menurun secara signifikan selama periode penelitian, kata para peneliti.

"Temuan ini penting karena tingkat ozon di permukaan tanah meningkat, dan jumlah pemindaian CT scan dapat meramalkan rawat inap dari dan kematian akibat penyakit pernapasan kronis yang lebih rendah," kata Barr.

Dengan krisis iklim, mungkin ada tingkat ozon di permukaan tanah yang jauh lebih tinggi di masa depan.

Dikutip dari Sky News, rekan penulis senior lain Dr Joel Kaufman dari University of Washington mengatakan, "Kami terkejut melihat betapa kuatnya dampak polusi udara terhadap perkembangan emfisema pada pemindaian paru-paru, dengan efek yang sama dari merokok, yang sejauh ini penyebab emfisema yang paling terkenal."

"Kami benar-benar perlu memahami apa yang menyebabkan penyakit paru-paru kronis, dan tampaknya paparan polusi udara yang umum dan sulit dihindari mungkin menjadi kontributor utama," tambahnya.

Stephen Holgate, penasihat khusus kualitas udara di Royal College of Physicians di Inggris yang tidak ikut penelitian, mengatakan bahwa sementara sudah diketahui bahwa polusi udara dan merokok mempercepat pengembangan emfisema pada mereka yang secara genetik rentan terhadapnya.

Berita terkait

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

3 jam lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

2 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

5 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

7 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

9 hari lalu

Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

12 hari lalu

Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

SM Entertainment secara resmi mengkonfirmasi laporan bahwa Winter Aespa telah menjalani operasi untuk pneumotoraks. Penyakit apa itu?

Baca Selengkapnya

Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

16 hari lalu

Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

17 hari lalu

Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

25 hari lalu

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

Satpol PP Kota Yogyakarta mendirikan Posko Jogoboro untuk pengawasan aktivitas libur Lebaran khusus di kawasan Malioboro mulai 8 hingga 15 April 2024

Baca Selengkapnya

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

28 hari lalu

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.

Baca Selengkapnya