Senator Amerika Sebut Trump Keliru Soal Demonstrasi Hong Kong

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 15 Agustus 2019 10:31 WIB

Polisi memberikan peringatan saat menembakkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa anti-RUU ekstradisi di Sham Shui Po, di Hong Kong, Cina, Rabu, 14 Agustus 2019. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Washington – Senator Ben Cardin dari Partai Demokrat mengritik sikap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dianggap kurang tegas menyikapi demonstrasi di Hong Kong.

Cardin juga menyesalkan pernyataan Trump sebelumnya bahwa unjuk rasa di Hong Kong sebagai bentuk kerusuhan.

“Presiden tidak bersikap jelas bahwa AS berdiri bersama rakyat Hong Kong dalam melindungi HAM dan otonomi,” kata Cardin seperti dilansir Reuters pada Rabu, 14 Agustus 2019.

Cardin melanjutkan kritiknya,”Sulit dipahami bahwa Presiden menyalahkan orang-orang yang mencoba melindungi hak-hak asasi mereka.”

Menurut Cardin,”Presiden bersikap salah memberi Cina alasan untuk meredam para pengunjuk rasa.”

Advertising
Advertising

Aksi unjuk rasa di Hong Kong, seperti dilansir Channel News Asia, awalnya menolak amandemen legislasi ekstradisi. RUU ini mengatur poin yang memungkinkan otoritas Hong Kong mengekstradisi warga ke Cina jika dianggap melanggar hukum.

Belakangan, aksi demonstrasi pro-Demokrasi ini semakin meluaskan tuntutan dengan menuntut mundur Carrie Lam, yang dianggap pro-Beijing dan bersikap keras terhadap demonstran dengan pengerahan polisi anti-huru hara. Warga juga sekarang menuntut diterapkannya sistem demokrasi yang lebih besar di Hong Kong untuk meredam campur tangan Cina.

Saat ini, Trump sedang mengupayakan kesepakatan dagang dengan Cina untuk mengakhiri perang dagang, yang telah berlangsung sejak Juli 2018.

Perang dagang ini diwarnai kenaikan tarif impor sehingga menaikkan harga jual barang dan membuat konsumen membayar produk dengan harga lebih tinggi baik di AS maupun di Cina.

Baru-baru ini, Trump memutuskan menunda rencana kenaikan tarif impor 10 persen untuk impor senilai US$300 miliar atau sekitar Rp4.300 triliun. Tim negosiasi kedua negara akan kembali berunding pada September ini di Washington setelah menggelar pertemuan sebelumnya di Shanghai dan belum mendapat terobosan.

Selain Cardin, Senator Mitch McConnell, yang merupakan pemimpin Partai Republik di Senat, juga memperingatkan pemerintah Cina agar tidak bertindak keras terhadap unjuk rasa di Hong Kong.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

8 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

9 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

9 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

13 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

16 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

1 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya