Trump Tunda Kenaikan Tarif Impor Cina, Pasar Bergairah

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 14 Agustus 2019 14:15 WIB

Pertemuan antara Xi Jinping dan Donald Trump berlangsung 80 menit, 10 menit kurang dari yang dijadwalkan.[REUTERS]

TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membatalkan rencana untuk mengenakan tarif 10 persen pada impor Cina yang akan berlaku pada 1 September 2019.

Trump beralasan menunda bea masuk ponsel, laptop dan banyak barang konsumen lainnya dengan harapan mengurangi dampaknya terhadap penjualan saat liburan Natal nanti.

Langkah ini membuat harga saham naik tajam terutama dari sektor ritel dan teknologi.

Sebaliknya, tarif baru akan berlaku mulai 15 Desember 2019 untuk ribuan produk termasuk pakaian dan alas kaki.

"Kami melakukan ini untuk musim Natal, kalau-kalau beberapa tarif akan berdampak pada pelanggan AS," kata Trump kepada wartawan di New Jersey pada Selasa, 13 Agustus 2019 seperti dilansir Channel News Asia.

Advertising
Advertising

Penundaan tarif ini awalnya akan menyasar daftar impor dari Tiongkok yang tersisa yaitu senilai US$300 miliar atau sekitar Rp4.300 triliun.

Ini membuat saham AS melonjak lebih dari 1,5 persen setelah penurunan tajam pada pekan lalu karena gambaran perang perdagangan AS-China memburuk menyusul penurunan nilai mata uang yuan China.

Saham Apple Inc melonjak 4 persen di tengah berita bahwa produk-produk utamanya iPhone, tablet dan komputer laptop akan terhindar dari tarif untuk saat ini.

Tetapi pemerintahan Trump masih berencana untuk mengenakan tarif 10 persen pada ribuan makanan Cina, pakaian dan produk elektronik konsumen lainnya mulai 1 September.

Di antaranya yang bakal terkena tarif baru adalah jam tangan pintar Apple dan Fitbit, speaker pintar dari Amazon, Google dan Apple, serta headphone bluetooth dan perangkat lainnya.

Penundaan dalam pengenaan tarif memberikan beberapa kelegaan bagi pengecer. Meskipun sebagian besar toko akan menyimpan barang liburan mereka sebelum batas waktu September sebelumnya, beberapa mungkin menghadapi tarif untuk pesanan pengisian pada akhir musim belanja liburan.

Produk lain yang akan mendapat penundaan kenaikan tarif hingga 15 Desember adalah "komputer, konsol video game, mainan tertentu, monitor komputer, dan beberapa item alas kaki dan pakaian," begitu penjelasan dari lembaga perdagangan AS atau USTR dalam sebuah pernyataan.

Trump mengumumkan tarif 1 September kurang dari dua pekan lalu lalu setelah menyalahkan China karena tidak menepati janji untuk membeli lebih banyak produk pertanian Amerika selama pembicaraan di Shanghai pada akhir Juli.

Sejak cuitan Trump pada 1 Agustus yang mengumumkan tarif baru, indeks saham S&P AS telah turun lebih dari 4 persen.

Asosiasi Pemimpin Industri Ritel mengatakan, “menghapus beberapa produk dari daftar dan menunda tambahan tarif 10 persen untuk produk lain, seperti mainan, barang elektronik, pakaian jadi dan alas kaki, sampai 15 Desember disambut kabar baik karena akan mengurangi tekanan keuangan bagi konsumen saat musim liburan."

Kantor Perwakilan Dagang AS mengumumkan keputusan itu hanya beberapa menit setelah Kementerian Perdagangan China mengatakan Wakil Perdana Menteri Liu He melakukan panggilan telepon dengan para pejabat perdagangan AS.

Liu setuju dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin untuk berbicara lagi melalui telepon dalam dua minggu ke depan.

Trump juga secara pribadi mengkritik Presiden Cina Xi Jinping karena dinilai gagal berbuat lebih banyak untuk membendung penjualan fentanil opioid sintetis di tengah krisis overdosis opioid di Amerika Serikat.

Perang dagang AS dan Cina telah berlangsung sejak Juli 2018 seperti dilansir Reuters. Perang dagang ini diwarnai kenaikan tarif 10 - 25 persen oleh AS terhadap sejumlah barang seperti elektronik asal Cina. Beijing membalas dengan menaikkan tarif pada kisaran 5 - 25 persen untuk berbagai komoditas seperti kedelai dari AS.

MEIDYANA ADITAMA WINATA

Berita terkait

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

51 menit lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

6 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

9 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

19 jam lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

20 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

1 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

2 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

2 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

2 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya