Perang Dagang Berlanjut, Cina Mulai Timbun Emas

Sabtu, 10 Agustus 2019 08:00 WIB

Emas batangan Cina.[marketwatch.com]

TEMPO.CO, Jakarta - Cina mulai membeli lebih banyak emas setelah perundingan perang dagang berakhir buntu, dan setelah Donald Trump memberlakukan tarif impor tambahan.

Sputnik melaporkan, 9 Agustus 2019, Cina telah membeli emas selama 8 bulan berturut-turut dan menambahkan 10 ton emas ke cadangan logam mulia yang ditingkatkan pada bulan Juli. Sejak awal tahun, Cina telah membeli 94 ton emas karena dianggap sebagai cara yang aman untuk investasi.

Menurut People's Bank of China (PBOC), kepemilikan emas negara itu mencapai sekitar 1.945 ton, atau 62,26 juta ons. Nilainya sekitar US$ 90 miliar (Rp 1.277 triliun) dengan harga saat ini sekitar US$ 1.500 per ons atau Rp 21,2 juta per ons.

Sementara itu, biaya emas telah mencapai level tertinggi enam tahun di tengah perlambatan ekonomi global dan bank sentral memangkas suku bunga. Seperti yang ditunjukkan oleh analis dari Societe Generale, Cina melakukan belanja emas untuk mendiversifikasi cadangannya jauh dari mata uang AS dan melindungi diri terhadap risiko perang dagang.

Pernyataan tersebut telah digaungkan oleh direktur pelaksana riset komoditas BMO Capital Markets, Colin Hamilton, yang juga mengatakan bahwa langkah PBOC mengungkapkan upaya de-dolarisasi.

Advertising
Advertising

Namun, seperti yang ditunjukkan outlet itu, ukuran relatif dari kepemilikan emas Cina masih sama dengan US$ 3,1 triliun bulan lalu (Rp 43.988 triliun).

Namun demikian, Cina telah menjadi salah satu pemimpin dalam penimbun emas baru bersama dengan Polandia dan Rusia, yang mendiversifikasi cadangan mereka.
Bank Sentral Rusia telah menimbun 96,4 ton emas sejak Januari, dan pada minggu lalu total cadangan emas negara itu telah mencapai US$ 100,3 miliar (Rp 1.423 triliun) pada 1 Juli.

Secara keseluruhan Bank Sentral Rusia membeli 374 ton emas pada paruh pertama tahun ini, yang merupakan akuisisi terbesar yang pernah dilakukan oleh lembaga-lembaga publik dalam 6 bulan pertama tahun ini, menurut laporan World Gold Council pekan lalu.

Belanja emas terjadi di tengah pertengkaran perdagangan AS-Cina yang semakin meningkat minggu ini. Presiden Donald Trump mengutuk tindakan Beijing karena mendevaluasi yuan, menyebutnya "manipulasi mata uang" karena Beijing membiarkan yuan jatuh ke level terendah 11-tahun terhadap dolar, sehingga menyebabkan pasar keuangan jatuh.

Sebagai tanggapan, PBOC mengecam keputusan itu, bersikeras bahwa pihak AS telah melabeli Cina dengan tuduhan tak berdasar.

Penimbunan emas dan devaluasi yuan didahului oleh keputusan Trump bahwa ia akan memberlakukan tarif impor 10 persen barang Cina senilai lebih dari US$ 300 miliar (Rp 4.257 triliun) mulai 1 September, sehari setelah perundingan perang dagang di Shanghai gagal.

Berita terkait

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

54 menit lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

3 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

12 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

15 jam lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

17 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

1 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

2 hari lalu

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC

Baca Selengkapnya