Cina Minta Diplomat Amerika Jauhi Aktivis Pro Demokrasi Hong Kong

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 9 Agustus 2019 11:29 WIB

Tiga pengunjuk rasa di Hong Kong gelar jumpa pers untuk pertama kalinya pada Selasa, 6 Agustus 2019. Mereka adalah Mary Tsang (kiri), Linus Kim (tengah) and Jerry Chan (kanan), yang bukan nama sebenarnya. HKFP

TEMPO.CO, Beijing – Pemerintah Cina mendesak diplomat Amerika Serikat di Hong Kong untuk berhenti mencampuri urusan internal wilayah semi-otonom itu.

Desakan ini muncul setelah beredarnya kabar seorang diplomat AS menemui sejumlah aktivis Demokrasi di Hong Kong.

“Kementerian Luar Negeri Cina mengekspresikan ketidakpusasan yang kuat terhadap otoritas AS,” begitu dilansir Channel News Asia pada Kamis, 8 Agustus 2019.

Sejumlah media lokal di Hong Kong memberitakan soal adanya pertemuan antara seorang diplomat dari kantor Konsulat Jenderal AS di Hong Kong dengan sekelompok orang yang menyuarakan kemerdekaan.

Media lokal Hong Kong yaitu Takungpao memberitakan adanya pertemuan antara anggota Partai Demosisto dan aktivis pro-Demokrasi Joshua Wong dengan Julie Eadeh, yang merupakan kepala unit politik di Konjen AS di Hong Kong.

Advertising
Advertising

Soal ini, pejabat Kemenlu AS mengatakan pejabat AS bertemu secara reguler dengan berbagai pihak di Hong Kong dan Makau selama ini.

“Contohnya, pada hari pertemuan itu, diplomat kami juga bertemu dengan kelompok legislator pro pemerintah dan pro-Demokrasi serta anggota komunitas bisnis AS dan korps konsular,” begitu penjelasan kemenlu AS.

Demosisto merupakan partai politik yang berkampanye untuk penentuan nasib atau self-determination meski tidak sampai menyuarakan kemerdekaan.

Situasi di Hong Kong, seperti dilansir Reuters, semakin menegang setelah unjuk rasa besar-besaran yang terjadi sejak awal tahun. Unjuk rasa ini semakin membesar sejak Juni 2019 dan kerap berakhir dengan bentrok fisik antara warga dan polisi.

Warga Hong Kong menyuarakan penolakan terhadap legislasi ekstradisi, yang membuat mereka bisa diadili di Cina. Warga juga mengecam campur tangan Cina dengan melempari kantor perwakilan Cina saat unjuk rasa.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

7 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

8 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

9 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

13 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

15 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya