7 Momen Unjuk Rasa Pro Demokrasi di Hong Kong Menolak Cina
Rabu, 7 Agustus 2019 10:01 WIB
TEMPO.CO, Hong Kong – Jutaan warga Hong Kong telah turun ke jalan sejak Februari 2019 menolak rencana pemerintah mengamandemen legislasi ekstradisi.
Legislasi ini memungkinkan otoritas hukum di Hong Kong untuk mengekstradisi warganya ke Cina daratan jika dianggap melanggar hukum di sana.
Unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai belakangan berubah menjadi bentrokan yang kerap terjadi antara pengunjuk rasa dan polisi.
Meski Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, menyatakan proses amandemen itu telah mati tapi warga tetap mengggelar unjuk rasa dan menuntut Carrie Lam untuk mundur karena dinilai pro-Cina.
Belakangan pengunjuk rasa meminta diterapkannya sistem demokrasi secara penuh di Hong Kong dengan mengembalikan mandat pemerintah kepada warga. Sejak kembali ke Cina pada 1997, kepala eksekutif Hong Kong ditunjuk oleh Cina.
Berikut ini beberapa momen penting dalam perjalanan unjuk rasa massal yang dikabarkan melibatkan jutaan orang ini:
- Februari
Biro Keamanan Hong Kong menyerahkan dokumen ke Dewan Legislatif mengajukan amandemen legislasi ekstradisi. Ini dilakukan agar otoritas bisa melakukan ekstradisi ke negara lain termasuk Cina, yang berada di luar 20 negara yang memiliki kesepakatan ekstradisi.
- Maret
Ribuan warga turun ke jalan di Hong Kong memprotes rancangan amandemen legislasi ekstradisi itu. Kamar Dagang AS menyampaikan keberatan serius ke pemerintah Hong Kong soal amandemen itu. Ini karena amandemen itu akan melemahkan persepsi Hong Kong sebagai pusat hubungan internasional yang aman dan independen.
- 3 April
Pemerintahan Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, menyerahkan amandemen itu ke Dewan Legislatif Hong Kong. Ini akan memungkinkan pemerintah mengekstradisi tersangka kriminal ke Cina daratan untuk diadili. Para pengritik menilai itu membuat warga Hong Kong menjadi terancam diadili di pengadilan Cina.
- 9 Juni
Sekitar satu juta wrga turun ke jalan berdemonstrasi menolak amandemen legislasi ekstradisi. Mereka mendatangi kantor pemerintaha. Terjadi bentrok fisik antara pengunjuk rasa dan polisi. Polisi menyebut unjuk rasa hanya dilakukan oleh 240 ribu orang.
- 14 Juni
Carrie Lam mengumumkan penundaan tanpa batas pembahasan amandemen legislasi ekstradisi ini setelah terjadi unjuk rasa rusuh sehari sebelumnya. Namun, unjuk rasa terus berlangsung hingga Senin, 5 Agustus 2019, yang melumpuhkan transportasi di Hong Kong.
- 21 Juli
Bentrok fisik terjadi antara pengunjuk rasa dan polisi yang menjaga kantor perwakilan Cina di Hong Kong. Pengunjuk rasa mengepung kantor ini dan mencoret-coret dinding dan melempari kantor perwakilan pemerintah Cina sebagai bentuk perlawanan. Pada saat yang sama, sekelompok lelaki berkaos putih dengan penutup wajah yang diduga anggota prema triad menyerang warga dan pengunjuk rasa di stasiun Yuen Long. Serangan ini melukai 45 orang.
- 5 Agustus
Terjadi pemogokan massal di Hong Kong dengan aparat sipil negara meninggalkan kantor pemerintah dan ikut berunjuk rasa. Warga berkumpul di Hong Kong Island, New Territories dan Kowloon serta terlibat bentrok fisik dengan polisi, yang menembakkan gas air mata dan memukuli demonstran menggunakan tongkat. Sekitar 200 penerbangan batal terbang hari itu.