57 Meninggal dan 18.000 Dirawat Akibat Gelombang Panas di Jepang

Rabu, 7 Agustus 2019 03:00 WIB

Sejumlah warga terlihat berjalan sambil membawa payung di Tokyo, Jepang, pada Senin, 23 Juli 2018, dengan suhu tercatat mencapai 40,8 derajat Celcius. Kyodo via Japan Times

TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang panas yang melanda Jepang menyebabkan 57 orang meninggal dan ribuan orang dilarikan ke rumah sakit.

Total 18.374 orang dirawat pekan lalu karena sakit akibat gelombang panas ekstrem, tiga kali lipat dari jumlah 5.664 orang yang dirawat pada minggu sebelumnya.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Jepang, jumlah korban kali ini adalah yang tertinggi sejak 2008, seperti dilaporkan South China Morning Post, 6 Agustus 2019.

Warga lanjut usia, berusia 65 atau lebih, menyumbang lebih dari setengah total pasien, di mana 729 orang menunjukkan gejala parah yang akan membutuhkan lebih dari tiga minggu perawatan, kata pejabat kesehatan.

Pada Selasa pagi, pemadaman listrik menunda beberapa layanan kereta, dengan sembilan penumpang dibawa ke rumah sakit setelah menjadi tidak sehat karena sistem AC kereta mati.

Advertising
Advertising

Pemadaman listrik pada pukul 8.30 pagi menyebabkan delapan kereta yang mogok di antara stasiun-stasiun di jalur yang dijalankan oleh Keisei Electric Railway, serta Jalur Toei Asakusa dan Jalur Hokuso. Suhu di pusat Tokyo sudah melonjak hingga 32,5 derajat Celsius pada jam 9 pagi.

Mereka yang dibawa ke rumah sakit mengeluhkan beberapa gejala mulai dari tangan mati rasa sampai pusing, tetapi semua tetap sadar, kata Pemadam Kebakaran Tokyo.

Menurut Keikyu Corporation, perusahaan pemilik kereta, sumber daya cadangannya tidak dapat digunakan untuk menjalankan sistem pendingin udara, dan penumpang hanya dapat membuka jendela dan menempatkan diri di dekat kipas.

Sekitar 900 penumpang keluar dari kereta ke rel, dan dipandu ke Stasiun Yahiro, yang terletak sekitar 50 meter jauhnya, dengan berjalan kaki.

Sejumlah kereta api di jalur utama lainnya juga ditangguhkan dan semua penumpang turun dari kereta yang berhenti dalam waktu sekitar dua jam, kata operator.

"Sebuah pengumuman memberi tahu kami untuk membuka jendela, dan penumpang saling bahu-membahu. Setelah kami keluar ke rel, saya merasa takut ketika melihat orang-orang dibawa pergi dengan tandu," kata seorang perempuan 54 tahun yang telah berada di salah satu kereta berhenti.

Di stasiun kereta api Bandara Narita, staf Keikyu menyarankan orang-orang yang menuju ke Tokyo untuk menggunakan jalur atau bus Kereta Api Jepang.

Japan Today melaporkan, Tokyo membawa sebagian besar orang ke rumah sakit pada 1.857, diikuti oleh 1.342 di Aichi dan 1.307 di prefektur Saitama. Kematian dilaporkan terjadi di 24 prefektur, tujuh di Hokkaido di Jepang utara dan menjadi yang tertinggi, diikuti oleh masing-masing lima korban di Ibaraki dan Saitama.

Tekanan tinggi di kepulauan Jepang membuat gelombang panas ekstrem semakin awet, dan badan penanggulangan bencana Jepang menyarankan agar asupan cairan terjaga dan sering berteduh.

Berita terkait

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

38 menit lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

10 jam lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

10 jam lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

10 jam lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

11 jam lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad pada Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

11 jam lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

19 jam lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

20 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

1 hari lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya