Jaksa Agung Meksiko Bakal Gugat Penembak Massal di Texas?

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 5 Agustus 2019 15:55 WIB

Penembakan di kota Dayton, Ohio, Amerika Serikat, terjadi bebarapa jam setelah penembakan di kota El Paso, Texas. Sumber: Matthew Hatcher / Getty Images / AFP /rt.com

TEMPO.CO, Mexico City – Jaksa Agung Meksiko sedang mempertimbangkan untuk melakukan gugatan hukum ke pengadilan dalam kasus penembakan massal El Paso, Texas, Amerika Serikat, yang disebut sebagai tindakan terorisme.

Menteri Luar Negeri Meksiko, Marcelo Ebrard, mengatakan ini dilakukan karena tujuh orang Meksiko tewas dalam serangan di toko Walmart, Texas, Amerika, yang menewaskan 20 orang.

“Bagi Meksiko, pelaku ini adalah seorang teroris,” kata Ebrard dalam jumpa pers seperti dilansir Reuters, Senin, 5 Agustus 2019.

Ebrard mendesak AS bersikap tegas dan lugas terhadap kejahatan yang dimotivasi kebencian.

Tindakan legal yang dimaksud adalah meminta pemerintah AS untuk mengekstradisi pelaku ke Meksiko untuk diadili.

Advertising
Advertising

Otoritas AS mengutip isi sebuah pernyataan sikap atau manifesto yang dibuat pelaku penembakan massal sebagai bukti bahwa pembantaian ini dimotivasi kebencian rasial.

El Paso merupakan kota yang padat dengan penduduk keturunan latin dan terletak di perbatasan AS dan Meksiko. Kota ini juga berdekatan dengan area Ciudad Juarez, yang menjadi titip perjumpaan para imigran yang ingin masuk ek AS atau sedang menunggu permohonan suaka diterima.

Ebrard mengatakan kementeriannya juga akan meminta informasi dari AS mengenai cara pelaku penembakan memperoleh senjata. Dan apakah petugas AS tahu soal pembelian senjata ini.

“Faktanya orang Meksiko tewas memaksa kami untuk mengambil langkah hukum terkait penggunaan senjata,” kata dia.

Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, mengatakan negaranya akan memastikan otoritas akan dimintai pertanggung-jawaban jika mereka terbukti mengizinkan penggunaan senjata secara berlebihan.

“Di Meksiko ada kontrol senjata. Di negara lain, membeli senjata seperti membeli mainan saja, tidak ada kontrol,” kata Obrador.

Pemerintahan kiri yang dipimpin Obrahdor baru-baru ini mendapat tekanan dari Presiden AS, Donald Trump, yang memintanya melakukan tindakan lebih terhadap imigran yang ingin masuk ke AS. Atau, AS akan menaikkan tarif perdagangan jika itu tidak dilakukan.

“Masalah sosial seharusnya tidak diselesaikan dengan cara kekerasan atau kebencian,” kata Obrador.

Sydney Morning Herald melansir aksi penembakan massal di El Paso, Texas, Amerika, terinspirasi oleh aksi brutal yang dilakukan Brenton Tarrant di Christchurch, Selandia Baru, pada Maret 2019.

Tarrant, yang mengaku tidak bersalah soal aksi teror yang dilakukannya dalam kesaksian di pengadilan yang sedang berlangsung di Selandia Baru, mengungkapkan kebenciannya terhadap para imigran yang datang ke Selandia Baru dalam manifesto yang diunggah di internet. Tarrant sendiri berkewarganegaraan Australia dan menjadi imigran di Selandia Baru.

Berita terkait

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

5 Film Horor Indonesia yang Tayang Mei 2024

2 hari lalu

5 Film Horor Indonesia yang Tayang Mei 2024

Mei 2024 menjadi bulan film horor, sejumlah film Indonesia dengan genre itu akan tayang

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

5 hari lalu

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

Pernah terima ancaman atau teror? Tindakan ini yang harus dilakukan. Ketahui sanksi hukum bagi pelaku ancaman tersebut.

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

6 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

7 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

7 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

8 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

10 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

13 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

15 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya