Oposisi Rusia Siap Unjuk Rasa Lagi Lebih Besar

Senin, 5 Agustus 2019 12:30 WIB

Petugas kepolisian menangkap pengunjuk rasa saat melakukan aksidi gedung parlemen di Moskow, Rusia, 3 Agustus 2019. REUTERS/Shamil Zhumatov

TEMPO.CO, Jakarta -Kubu oposisi anti-pemerintah Rusia berencana kembali melakukan unjuk rasa nasional pada pekan depan meskipun aparat kepolisian telah menahan lebih dari seribu orang dalam demonstrasi pada Sabtu, 3 Agustus 2019. Penahanan para demonstran itu karena kepolisian kota Moskow menyebut mereka telah mengikuti unjuk rasa ilegal.

Leonid Volkov, sekutu politikus oposisi Alexei Navalny, mengatakan pada malam Sabtu, 3 Agustus 2019 bahwa pihaknya telah merencanakan aksi protes pada 10 Agustus 2019. Unjuk rasa ini akan dilakukan secara nasional.

Para demonstran nanti akan menuntut agar para aktivis yang dipenjara dibebaskan, kandidat dari kubu oposisi diperbolehkan mengikuti pemilu daerah Moskow dan menuntut agar Walikota Moskow serta pucuk pimpinan lainnya mengundurkan diri. Sebab pemilu adalah persoalan hak untuk memilih dan mengekspresikan opini.

Kepolisian Rusia menahan lebih dari 800 demonstran yang berunjuk rasa di kota Moskow menuntut pemilu bebas. Sumber: Reuters

Unjuk rasa di Moskow pada Sabtu pekan lalu untuk menuntut pemilu bebas. Jika tidak ada aral melintang pemilu DPRD kota Moskow akan diselenggarakan pada September 2019, namun saat yang sama muncul aturan yang melarang pencalonan sejumlah kandidat dari kubu oposisi.

Advertising
Advertising

Menurut OVD-Info, sebuah lembaga independen pemantau ormas, Kepolisian kota Moskow telah menahan sekitar seribu demonstran yang berunjuk rasa pada Sabtu, 3 Agustus kemarin. Angka itu lebih besar dari prediksi yakni sekitar 800 orang. Namun banyak dari mereka yang ditahan itu telah dibebaskan oleh polisi. Saat ini sekitar 19 orang masih dalam penahanan.

Beberapa dari demonstran yang ditahan mencerita ponsel mereka ikut ditahan dan tidak diberikan akses untuk menghubungi pengacara. Tim investigasi Rusia menginvestigasi sebuah kasus kriminal terhadap seorang laki-laki yang dituduh telah melukai seorang aparat kepolisian.

Otoritas berwenang akan memproses sebagai kasus kriminal pada mereka yang terlibat dalam kerusuhan sosial dan terancam hukuman penjara hingga 15 tahun. Unjuk rasa di Rusia kadang-kadang dibubarkan paksa oleh aparat kepolisian sehingga sering memancing bentrok.

Tuntutan para demonstran pada Sabtu kemarin tidak dikabulkan oleh otoritas berwenang. Kendati begitu, rencana aksi protes Sabtu dan Minggu pada pekan depan di kota Moskow, Rusia, diperbolehkan, namun harus dilakukan di lokasi yang jauh dari jantung kota Moskow, dimana hal ini sebelumnya telah ditolak oposisi.

Berita terkait

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

13 jam lalu

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

Unjuk rasa Hari Buruh Internasional dengan pagelaran teatrikal dan aksi berjalan kaki (long march)

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

14 jam lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

16 jam lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Unjuk Rasa Saat Hari Buruh Internasional di Bandung, Deretan Masalah Ini yang Disoroti

16 jam lalu

Unjuk Rasa Saat Hari Buruh Internasional di Bandung, Deretan Masalah Ini yang Disoroti

Aliansi Buruh Bandung Raya melakukan unjuk rasa menyuarakan perjuangan mereka saat Hari Buruh Internasional atau May Day di Cikapayang Dago Park

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

1 hari lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

1 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

Partai Gelora menolak PKS jika bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, karena dinilai selalu 'menyerang' saat masa kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

1 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

1 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

1 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya