Makam Diktator Benito Mussolini di Italia Jadi Tujuan Wisata

Senin, 5 Agustus 2019 08:32 WIB

Kawasan Predappio di Italia telah menjadi pusat wisata bagi turis yang ingin belanja memorabilia para diktator seperti Hitler dan Mussolini. Sumber: John Gladwin/Sunday Mirror/mirror.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan Predappio di Italia secara mengejutkan sekarang telah menjadi pusat bagi turis yang ingin wisata makam dan membeli cinderamata para pemimpin diktator. Setiap Minggu atau hari libur, area Predappio yang terdapat kuburan mantan diktator Benito Mussolini, ramai dikunjungi wisatawan.

Dikutip dari mirror.co.uk, Senin, 5 Agustus 2019, tidak sedikit turis mancanegara rela menempuh perjalanan jauh untuk sampai ke Predappio, sebuah kota yang terletak 96 kilometer dari timur Florence, Italia.

"Turis dari Inggris adalah konsumen terbesar kami setelah Italia dan Prancis. Mereka ke sini karena di sinilah tempat Mussolini dikebumikan," kata salah seorang penjaga toko.

Kawasan Predappio di Italia telah menjadi pusat wisata bagi turis yang ingin belanja memorabilia para diktator seperti Hitler dan Mussolini. Sumber: John Gladwin/Sunday Mirror/mirror.co.uk

Kuburan Mussolini berada di ruang bawah tanah di kawasan pemakaman Predappio. Ruang bawah tanah itu dibuka setiap tiga tahun sekali, yakni pertama untuk memperingati ulang tahun Adolf Hitler 29 Juli 1883 sahabat Mussolini. Kedua dibuka saat ulang tahun Mussolini pada 28 April 1945 dan peringatan hari saat kota Roma dikuasai Mussolini pada 1922.

Advertising
Advertising

Sekarang ini, banyak permintaan agar ruang bawah tanah tempat Mussolini dimakamkan itu dibuka sepanjang tahun yang juga agar bisa meningkatkan perdagangan.

Pierluigi Pompignoli, pemilik toko cindera mata paling terkenal di Predappio menggambarkan produk-produk sayap kanan buatannya adalah barang antik yang langsung diproduksi sendiri.

"Mungkin aneh bagi kita semua melihat barang-barang antik ini. Namun kami tidak sedang melakukan sesuatu yang salah," kata Pompignoli.

Kawasan Predappio di Italia telah menjadi pusat wisata bagi turis yang ingin belanja memorabilia para diktator seperti Hitler dan Mussolini. Sumber: John Gladwin/Sunday Mirror/mirror.co.uk

Pompignoli berharap ruang bawah tanah tempat jasad Mussolini dibaringkan bisa terus dibuka sepanjang tahun karena hal itu bisa mendorong perputaran roda bisnisnya. Keinginan Pompignoli itu sejalan dengan harapan Roberto Canali, Walikota Predappio, yang baru terpilih Mei 2019 lalu.

Menurut Canali, dia bukan pendukung diktator Mussolini, namun dia mendukung pembukaan sepanjang tahun ruang bawah tanam tempat makam Mussolini. Dia memproyeksikan ruang bawah tanah makam Mussolini bisa mendatangkan sekitar 100 ribu wisatawan ke kotanya per tahun yang itu artinya revenue senilai lebih dari satu juta euro atau sekitar Rp 15 miliar.

Canali mengatakan sudah berjumpa dengan cicit Mussolini dan dia pun setuju dengan gagasan pembukaan ruang makam tersebut sepanjang tahun. Dukungan juga mengalir dari masyarakat Predappio karena itu bisa lebih menghidupkan perekonomian lokal

"Saya rasa ini bukan untuk mendorong lebih banyak fasisme. Wajar saja orang datang ke sini karena rasa penasaran mereka. Kami ingin menarik turis yang baik," kata Canali.

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

1 hari lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

5 hari lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

5 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

5 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

6 hari lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

6 hari lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

6 hari lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

7 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya