Gorbachev Kecewa Amerika Keluar dari Perjanjian Senjata Nuklir
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Sabtu, 3 Agustus 2019 16:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev mengeluhkan sikap Amerika Serikat yang menarik diri pakta pengendalian senjata nuklir jarak jauh yang ditanda-tangani kedua negara pada Desember 1987. Ketika itu, Amerika Serikat diwakilkan oleh mantan Presiden Ronald Reagen.
Menurut Gorbachev menilai keputusan Washington tersebut bisa merusak keamanan internasional. Menarik diri dari pakta yang disepakati pada 1987 sama artinya Amerika Serikat berurusan dengan potensi hancurnya keamanan Eropa dan keseluruhan sistem keamanan internsional.
“Penghentian pakta ini akan sulit membawa keuntungan bagi komunitas internasional. Langkah ini menghancurkan bukan hanya keamanan di Eropa, tetapi juga di seluruh dunia,” kata Gorbachev, 88 tahun, dalam wawancara dengan Interfax, Jumat, 2 Agustus 2019.
Dikutip dari rt.com, Sabtu, 3 Agustus 2019, Gorbachev mengatakan pihaknya saat ini berharap Washington mau membalikkan keadaan dan merevisi keputusannya. Amerika Serikat sebelumnya menuding Rusia telah menciderai pakta pengendalian senjata nuklir jarak jauh dengan mengembangkan sebuah rudal. Tuduhan Amerika Serikat itu dibantah Negara Beruang Merah tersebut dan sebaliknya menuding Washington karena tidak berkomitmen pada kesepakatan.
Moskow melihat penyebaran sistem pertahanan anti-rudal Amerika ke Eropa, yang dapat dengan mudah digunakan untuk menembakkan rudal nuklir jarak menengah adalah pelanggaran terhadap pakta tersebut.
Dalam pakta pengendalian senjata nuklir jarak jauh, Amerika Serikat dan Rusia sepakat untuk tidak mengembangkan senjata nuklir, memproduksi atau mengerahkan landasan rudal atau kapal landasan rudal dengan jarak tempuh 500 kilometer – 5.500 kilometer.