Amerika Serikat Keluar dari Pakta Pengendalian Senjata Nuklir
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Sabtu, 3 Agustus 2019 06:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Jumat, 1 Agustus 2019, secara resmi menarik diri dari pakta pengendalian senjata nuklir yang ditanda-tangani dengan Rusia. Keputusan itu diambil setelah yakin kalau Moskow menciderai pakta tersebut, dimana tuduhan ini berulang kali disangkal oleh Kremlin.
Dikutip dari reuters.com, 2 Agustus 2019, Washington sebenarnya telah memberikan sinyalemen akan keluar dari pakta pengendalian senjata ini sejak enam bulan lalu, kecuali Moskow memegang komitmennya pada kesepakatan ini. Atas sikap Amerika Serikat ini, Rusia menyebutnya sebagai taktik Washingtong agar negara itu bisa mengembangkan rudal-rudal baru.
Pakta Pengendalian Senjata Nuklir jarak jauh yang dibuat Amerika Serikat dengan Rusia pada 1987. Pakta ini dinegosiasikan oleh mantan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagen dan Pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev.
Pakta tersebut melarang penembakan dengan jarak tempuh 500 - 5.500 kilometer. Hal ini secara tak langsung mengurangi kemampuan kedua negara untuk meluncurkan serangan nuklir dengan masa pemberitahuan singkat.
"Amerika Serikat tidak akan lagi menjadi pihak dalam perjanjian yang dilanggar oleh Rusia. Ketidakpatuhan Rusia di bawah perjanjian ini membahayakan kepentingan tertinggi Amerika Serikat ketika Rusia mengembangkan dan menerapkan sistem rudal yang melanggar perjanjian dan merupakan ancaman langsung ke Amerika Serikat serta sekutu dan mitra-mitra kami," kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, terkait penarikan diri Amerika Serikat tersebut.
Sumber di pemerintah Amerika Serikat mengatakan Rusia telah mengembangkan banyak sekali rudal jelajah di seluruh Rusia, dimana hal ini melanggar pakta Pengendalian Senjata Nuklir jarak jauh, termasuk di wilayah barat Rusia sehingga memudahkan Negara Beruang Merah itu melancarkan serangan, terutama ke Eropa.
Rusia menyangkal tuduhan Amerika Serikat itu dengan mengatakan jangkauan rudal-rudalnya miliknya di luar pakta tersebut. Rusia pun menolak permintaan Amerika Serikat agar menghancurkan rudal terbarunya Novator 9M729 atau oleh sekutu NATO dari barat dikenal dengan nama SSC-8.