Amerika Serikat Keluar dari Pakta Pengendalian Senjata Nuklir

Sabtu, 3 Agustus 2019 06:01 WIB

Ekspresi tatapan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat menggelar pertemuan dalam KTT Amerika Serikat-Rusia di Helsinki, Finlandia, Senin, 16 Juli 2018. Mereka membahas 5 topik di antaranya, tuduhan campur tangan pemilu AS oleh Rusia, krisis Suriah, perjanjian kontrol senjata nuklir, aneksasi Crimea dari Ukraina oleh Rusia dan sanksi Washington terhadap Moskow. Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Jumat, 1 Agustus 2019, secara resmi menarik diri dari pakta pengendalian senjata nuklir yang ditanda-tangani dengan Rusia. Keputusan itu diambil setelah yakin kalau Moskow menciderai pakta tersebut, dimana tuduhan ini berulang kali disangkal oleh Kremlin.

Dikutip dari reuters.com, 2 Agustus 2019, Washington sebenarnya telah memberikan sinyalemen akan keluar dari pakta pengendalian senjata ini sejak enam bulan lalu, kecuali Moskow memegang komitmennya pada kesepakatan ini. Atas sikap Amerika Serikat ini, Rusia menyebutnya sebagai taktik Washingtong agar negara itu bisa mengembangkan rudal-rudal baru.

Pakta Pengendalian Senjata Nuklir jarak jauh yang dibuat Amerika Serikat dengan Rusia pada 1987. Pakta ini dinegosiasikan oleh mantan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagen dan Pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev.

Pakta tersebut melarang penembakan dengan jarak tempuh 500 - 5.500 kilometer. Hal ini secara tak langsung mengurangi kemampuan kedua negara untuk meluncurkan serangan nuklir dengan masa pemberitahuan singkat.

"Amerika Serikat tidak akan lagi menjadi pihak dalam perjanjian yang dilanggar oleh Rusia. Ketidakpatuhan Rusia di bawah perjanjian ini membahayakan kepentingan tertinggi Amerika Serikat ketika Rusia mengembangkan dan menerapkan sistem rudal yang melanggar perjanjian dan merupakan ancaman langsung ke Amerika Serikat serta sekutu dan mitra-mitra kami," kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, terkait penarikan diri Amerika Serikat tersebut.

Advertising
Advertising

Sumber di pemerintah Amerika Serikat mengatakan Rusia telah mengembangkan banyak sekali rudal jelajah di seluruh Rusia, dimana hal ini melanggar pakta Pengendalian Senjata Nuklir jarak jauh, termasuk di wilayah barat Rusia sehingga memudahkan Negara Beruang Merah itu melancarkan serangan, terutama ke Eropa.

Rusia menyangkal tuduhan Amerika Serikat itu dengan mengatakan jangkauan rudal-rudalnya miliknya di luar pakta tersebut. Rusia pun menolak permintaan Amerika Serikat agar menghancurkan rudal terbarunya Novator 9M729 atau oleh sekutu NATO dari barat dikenal dengan nama SSC-8.

Berita terkait

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

54 menit lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

3 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

4 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

4 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

5 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

5 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

6 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

9 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

10 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya