Hari ini PNS Hong Kong Gelar Demonstrasi Memprotes Pemerintah

Jumat, 2 Agustus 2019 08:30 WIB

Aksi demonstrasi di Hong Kong kembali berlanjut untuk ke delapan kalinya. pada hari Minggu, 28 Juli 2019.

TEMPO.CO, Jakarta - PNS Hong Kong hari ini akan berdemonstrasi menentang pemerintah setelah protes digelar oleh mahasiswa dan elemen sipil lain.

Menurut laporan New York Times, 1 Juli 2019, aparatur sipil negara akan menggelar aksi selama dua jam setelah bekerja di taman pusat kota. Aksi PNS ini merupakan pukulan bagi pemerintah Hong Kong bagaimana pelayan publik memprotes kebijakan pemerintahannya.

Demonstrasi yang direncanakan oleh pegawai negeri menimbulkan pertanyaan apakah tindakan seperti itu akan melanggar pembatasan pegawai negeri sipil terhadap keterlibatan publik dalam politik, dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi reputasi layanan sebagai salah satu birokrasi paling efektif.

Dalam sebuah pesan yang dikirim Kamis ke semua pegawai negeri sipil, pejabat yang mengawasi mereka, Joshua Law, mengatakan bahwa dia tidak menyetujui demonstrasi semacam itu.

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata John P. Burns, seorang profesor emeritus di Universitas Hong Kong yang telah mempelajari pelayanan sipil. "Fakta bahwa mereka secara fisik berkumpul di satu tempat adalah satu hal. Tapi saya pikir mereka sudah sudah melakukan apa yang perlu mereka lakukan, dan itu mengeluarkan pernyataan."

Advertising
Advertising

Dalam beberapa hari terakhir, beberapa kelompok pegawai negeri tampaknya telah meminta pemerintah secara anonim, untuk menangani masalah para pengunjuk rasa. Dalam petisi dan surat terbuka di media sosial, ratusan telah menunjukkan dukungan mereka dengan berbagi foto kartu staf layanan sipil mereka disertai nama identitas mereka.

Pekan lalu, lebih dari 100 dari sekitar 700 petugas administratif kota, pembuat kebijakan tingkat elit, tampaknya mendukung surat yang menyerukan penyelidikan independen terhadap masalah seputar protes, termasuk serangan massa terhadap pengunjuk rasa dan pengamat di stasiun kereta api minggu lalu, dan alasan kenapa polisi gagal untuk menghentikannya.

Di antara masalah lain, surat itu juga menyerukan penyelidikan ke dalam proses di mana pemerintah Carrie Lam memperkenalkan RUU Ekstradisi yang sekarang ditangguhkan.

"Jika kita tidak menghadapi akar masalah, kita tidak hanya mengabaikan misi kita untuk melayani masyarakat, juga tidak mungkin untuk mengarahkan Hong Kong kembali ke jalan yang benar," bunyi surat itu.

Surat lain yang disahkan oleh pegawai negeri sipil yang diidentifikasi, berjumlah lebih dari 200, mengancam pemerintah jika terus mengabaikan opini publik. Anggota staf dari divisi penuntutan Departemen Kehakiman Hong Kong tampaknya mendukung surat yang mengkritik kepemimpinan departemen dan menyerukan penyelidikan atas serangan massa, di kota satelit Yuen Long.

Dan sebuah surat yang dikaitkan dengan petugas pemadam kebakaran dan paramedis mengecam lambatnya respons polisi terhadap serangan massa. Tidak ada petugas yang campur tangan ketika gerombolan itu, orang-orang yang mengenakan kemeja putih dan membawa tongkat, memukuli orang tanpa pandang bulu. Tidak ada penangkapan pada awalnya, dan beberapa dari mereka yang ditahan diduga memiliki hubungan dengan geng-geng penjahat yang dikenal sebagai Triad, yang memiliki sejarah disewa untuk melakukan kekerasan politik.

The Law Society, sebuah organisasi pengacara yang biasanya mengambil posisi pro demokrasi, bergabung dengan seruan untuk penyelidikan independen terhadap krisis politik yang berkembang pada hari Kamis.

Seorang pegawai negeri Hong Kong, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan di tempat kerja, mengatakan dia dan banyak rekannya marah bahwa polisi, ketika mengambil tindakan cepat terhadap pengunjuk rasa antipemerintah, tidak melakukan apa pun untuk menghentikan massa dari pemukulan terhadap beberapa para demonstran yang sama. Dia mengatakan publik kehilangan kepercayaan pada pemerintah, yang mempengaruhi pekerjaan mereka.

<!--more-->

Michael Ngan, seorang petugas Departemen Ketenagakerjaan yang mengajukan aplikasi untuk mengadakan protes Jumat, mengatakan kepada penyiar publik RTHK bahwa ia menganggapnya sebagai respons terhadap kepedulian publik.

"Kami tidak mengorganisir perlawanan, kami juga tidak menentang pemerintah," katanya. "Kami ingin mengirim pesan kepada publik bahwa pegawai negeri dapat mendengar suara Anda dan bersedia membaginya dengan pemerintah, sehingga memperbaiki hubungan antara pemerintah dan rakyat."

Law, kepala pegawai negeri, mengatakan dalam memo internal pada hari Kamis bahwa "pegawai negeri harus tetap netral secara politik," meskipun ia tidak secara eksplisit mengancam untuk menghukum karyawan yang berpartisipasi dalam demonstrasi pada hari Jumat.

Dia mengatakan "pihak luar" bisa salah paham bahwa layanan sipil bertentangan dengan pemerintah.

Pemerintah mengeluarkan pernyataan Kamis malam yang mengatakan bahwa tindakan untuk merongrong prinsip netralitas politik layanan sipil sama sekali tidak dapat diterima.

Beberapa pegawai negeri telah mengatakan bahwa mereka berencana untuk berpartisipasi dalam demonstrasi bahwa penyelenggara protes mendorong orang-orang di seluruh kota untuk bergabung pada hari Senin.

Ngan memberi tahu RTHK bahwa demonstrasi hari Jumat akan tertib. Dia mengatakan bahwa dia bermaksud mengundang Carrie Lam, kepala eksekutif, atau pejabat senior lainnya untuk mendengar suara mereka.

Carrie Lam adalah pegawai negeri sipil karir, seperti juga hampir semua menteri utamanya. Dia bisa bersikap tegas dalam wawancara dan penampilan publik, tetapi dia sering berbicara dengan hangat tentang birokrasi, dan protes serta surat-surat publik menjadi peringatan bahwa sentimen semacam itu tidak selalu dibalas.

Menurut kode etik mereka, pegawai negeri Hong Kong, yang jumlahnya sekitar 180.000, diwajibkan untuk loyal kepada para pemimpin kota dan merahasiakan pandangan pribadi yang bertentangan dengan keputusan pemerintah.

"Begitu sebuah keputusan telah diambil oleh administrasi, pegawai negeri harus mendukung dan mengimplementasikan keputusan tersebut sepenuhnya dan dengan setia terlepas dari preferensi pribadi mereka dan tidak boleh mengungkap pandangan mereka sendiri di depan umum," kata kepala pegawai negeri itu kepada legislatif pada tahun 2004. Sebuah memo yang diperbarui pada tahun 2015 mengatakan bahwa pegawai negeri sipil tidak dilarang untuk bergabung dengan organisasi politik atau kegiatan yang tidak bertentangan dengan tugas resmi mereka.

Tetapi pada tahun 1970-an, setelah Hong Kong memulai kampanye agresif melawan korupsi polisi, beberapa PNS memprotes pemerintah.

Pada tahun 1977, setelah serangkaian demonstrasi, puluhan petugas menyerbu markas besar sebuah badan antikorupsi, Komisi Independen Anti Korupsi. Akibatnya, Murray MacLehose, gubernur kolonial Hong Kong, mengeluarkan amnesti parsial untuk korupsi polisi masa lalu.

Hukuman yang mengancam PNS Hong Kong jika berpartisipasi dalam demonstrasi hari ini, apapun jenisnya, akan menjadi pertimbangan bagi atasan langsung mereka.

Berita terkait

Kepala Desa Mendapat Uang Pensiun, Pekerjaan Apa Saja yang Mendapat Uang Pensiun Tetap?

2 hari lalu

Kepala Desa Mendapat Uang Pensiun, Pekerjaan Apa Saja yang Mendapat Uang Pensiun Tetap?

UU Desa yang diteken Jokowi menyebutkan kepala desa akan mendapat uang pensiun, Profesi apa lagi yang mendapat uang pensiun tetap?

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

2 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

3 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

4 hari lalu

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

Penyidik KPK menggeledah kantor Sekretariat Jenderal DPR atas kasus dugaan korupsi oleh Sekjen DPR, Indra Iskandar. Ini profil dan kasusnya.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

5 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

7 hari lalu

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

KPK berharap ke depannya, paraCPNS baru ini dapat menjaga nama baik lembaga dalam menjalankan tugasnya.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

9 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

9 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

10 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

10 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya