Korea Utara Tembakkan Proyektil Jarak Pendek ke Arah Jepang
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Kamis, 25 Juli 2019 08:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara menembakkan setidaknya dua proyektil jarak pendek pada Kamis pagi, 25 Juli 2019 dari wilayah pantai timur negara itu.
Sumber di Korea Selatan mengatakan proyektil itu persisnya ditembakkan di sekitar Wonsan, sebuah area pelabuhan di timur Korea Utara. Proyektil – proyektil tersebut terbang sejauh 430 kilometer ke arah timur dan beruntung tidak sampai menyentuh wilayah zona ekonomi eksklusif Jepang serta tidak berdampak pada keamanan nasional Jepang.
Korea Utara Tembakkan 2 Rudal Jarak Pendek
Dikutip dari reuters.com, Kamis, 25 Juli 2019, penembakan sejumlah proyektil oleh Korea Utara ini tak pelak menimbulkan keraguan terhadap upaya denuklirisasi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu ketiga kalinya di zona demiliterisasi Korea Utara atau DMZ pada akhir Juni lalu. Gedung Putih, Pentagon dan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, belum ada yang mau berkomentar penembakan proyektil oleh Korea Utara pada Kamis, 25 Juli 2019.
Korea Utara Selenggarakan Pemilu
“Kami menyadari ada sejumlah laporan yang menyebut proyektil jarak pendek dilepaskan dari Korea Utara. Kami belum bisa memberikan komentar,” kata sumber di pemerintah Amerika Serikat.
Penasehat keamanan nasional Amerika Serikat John Bolton juga bungkam soal sikap Pyongyang ini. Bolton pada Kamis pagi, 25 Juli 2019 atau saat proyektil ditembakkan oleh Korea Utara, sedang berada di Korea Selatan. Bolton hanya mengatakan dia telah menggelar sejumlah pertemuan produktif dengan pejebat tinggi Korea Selatan mengenai keamanan kawasan dan upaya membangun sebuah aliansi yang lebih kuat.
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri Korea Utara pada awal Juli 2019 mengatakan Washington telah secara sepihak mengingkari sejumlah komitmen dengan cara melakukan beberapa latihan militer bersama Korea Selatan. Hal ini telah mendorong Pyongyang mempertimbangkan kembali komitmennya untuk berhenti melakukan uji coba senjata nuklir dan rudal lintas benua.
“Korea Utara benar-benar kecewa melihat Amerika Serikat dan Korea Selatan melanjutkan lagi latihan militer gabungan. Oleh karena itu, kita tidak seharusnya kaget dengan langkah yang dilakukan Korea Utara ini (penembakan proyektil jarak pendek),” kata Harry Kazianis, dari Lembaga Pusat Kepentingan Nasional Washington.
Korea Utara melakukan uji coba senjata nuklir terakhir kalinya pada Mei 2019. Ketika itu, Pyongyang melepaskan sejumlah rudal jarak pendek serta beberapa roket kecil.
Sebelumnya pada Selasa, 23 Juli 2019, kantor berita KCNA mewartakan Kim Jong Un melakukan inspeksi besar-besaran pada sebuah kapal selam yang baru dibuat didampingi sejumlah pejabat Korea Utara. Inspeksi ini secara tak langsung menjadi sinyalemen Korea Utara akan melanjutkan program pengembangan rudal balistik atau SLBM.