Iran Gunakan Harga Minyak Dunia Sebagai Senjata Lawan Barat

Selasa, 23 Juli 2019 15:15 WIB

Semburan api pada platform produksi minyak di ladang minyak Soroush, di Teluk Persia, Iran, 25 Juli 2005.[Reuters]

TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat AS mengatakan Iran menggunakan harga minyak dunia sebagai senjata melawan negara-negara Barat.

Konfrontasi Iran dengan AS dan Inggris baru-baru ini, telah memancing celah krisis semakin tajam.

Namun pejabat pemerintahan Donald Trump mengatakan, senjata tidak akan berguna melawan negara Barat jika terjadi konflik.

Sejak AS menarik diri dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), yang lebih dikenal sebagai perjanjian nuklir Iran, rakyat Iran telah menderita keruntuhan ekonomi.

Senjata terbaik Iran melawan AS dalam pertarungan ini bukalah kekuatan angkatan lautnya, yang sebagian besar merupakan kapal-kapal kecil yang berhadapan dengan kapal dagang tak bersenjata.

Advertising
Advertising

Beberapa ahli mengatakan bahwa Iran tidak menimbulkan ancaman serius bagi Angkatan Laut AS atau militer.

Sebaliknya, Iran bergantung pada kemampuannya untuk menaikkan harga minyak global dan membuat Barat merasakan tekanan, yang banyak diketahui orang Iran di bawah sanksi keras yang diberlakukan AS.

Mengutip Business Insider, 23 Juli 2019, menurut Menteri Energi AS Rick Perry, senjata itu tidak berguna.

"Saya khawatir tentang hal itu," kata Perry pada hari Senin, merujuk kenaikan kecil 2 persen dalam harga minyak setelah kapal Inggris disita pada hari Jumat. "Tapi kami menemukan diri kami dalam situasi yang sama sekali berbeda dari kami satu dekade yang lalu."

"Pemasok baru harus membantu menjaga pasokan bahan bakar, baik minyak mentah, gas alam, atau produk sekunder lainnya. Saya pikir Anda akan melihat lebih sedikit perpindahan pasar ketika ada peristiwa seperti yang kita lihat terjadi," tambahnya.

"Iran akan memiliki waktu yang lebih sulit dalam mempengaruhi pasar daripada 10 tahun yang lalu," kata Perry.

Rekaman menunjukkan sebuah bendera Iran dikibarkan di atas kapal tanker minyak, yang dikelilingi oleh tentara yang bersenjata dan bepergian dengan speedboat. Yang paling mengkhawatirkan, cabang angkatan laut Garda Revolusi Iran memiliki sekitar 2.000 kapal serang cepat (FAC).[REUTERS/Daily Mail]

Pada 1980-an, AS berperang untuk kapal tanker di Selat Hormuz, karena dunia sangat bergantung pada jalur minyak di sana. Tetapi 30 tahun kemudian, AS adalah produsen hidrokarbon terbesar di dunia dan mendapatkan banyak pasokannya dari Teluk Meksiko, bukan Teluk Oman.

Tanpa pemasukan, Iran mengancam akan menutup pengiriman minyak di Selat Hormuz, selat sempit antara Iran dan Oman yang dilewati 20 persen dari pasokan minyak dunia.

"Apa yang saya temukan luar biasa adalah minyak telah menjadi barometer yang merusak untuk konflik Timur Tengah," kata Helima Croft, kepala strategi komoditas global di RBC. "Beberapa tahun yang lalu, Anda hampir dapat mengukur seberapa serius krisis keamanan karena harga minyak."

Tapi hari ini, dengan ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara AS dan Iran, minyak belum naik atau turun dengan angka yang tidak terlalu besar. Berbeda dengan tahun 1970-an dan 1980-an, ketika harga minyak menjadi kekuatan politik yang kuat karena konsumen AS secara langsung merasakan tekanan.

Namun sekelompok analis memiliki pandangan berbeda. Mereka mengatakan krisis bisa mengancam pasokan minyak AS.

"Mengenai pasokan, efek gangguan pasokan minyak dan gas di Teluk Meksiko AS dapat menyaingi Selat Hormuz di Teluk Persia. Ketika AS menjadi pengekspor hidrokarbon terbesar," tulis analis Citigroup.

Menurut laporan Wall Street Journal pada 22 Juli, harga minyak dan gas alam cair tetap stagnan menyusul meningkatnya ketegangan antara Iran dan Barat, dan hanya bergerak sedikit lebih tinggi berkisar rata-rata 2 persen setelah penangkapan kapal tanker Inggris.

Berita terkait

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

6 jam lalu

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

Laba bersih meningkat 68,6 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

3 hari lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

4 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

4 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

5 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

7 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

7 hari lalu

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

Selain gula pasir, bahan pokok lain yang dikeluhkan adalah keberadaan minyak kita yang hilang dari peredaran.

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

7 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

9 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya