Mantan Dosen di NUS Singapura Diduga Melakukan Pelecehan Seksual

Selasa, 23 Juli 2019 08:00 WIB

Chan Cheng, 59 tahun, mantan dosen NUS yang diduga melakukan pelecehan seksual. Sumber: The Straits Times/Asia News Network/asiaone.com

TEMPO.CO, Jakarta - Chan Cheng, 59 tahun, mantan dosen senior mata pelajaran psikologi di Universitas Nasional Singapura atau NUS dinyatakan bersalah atas dugaan melakukan pelecehan seksual pada seorang anak laki-laki, berusia 5 tahun.

Chan saat ini bebas dengan uang jaminan US$ 60,000 atau Rp 836 juta dan harus kembali ke persidangan pada 29 Juli 2019. Selain anak laki-laki berusia 5 tahun, Chan juga menghadapi empat dakwaan pelecehan seksual pada empat anak laki-laki lainnya.

KPAI Paparkan Data Kekerasan Seksual di Sekolah Januari-Juni 2019

Ilustrasi perkosaan. prameyanews7.com


Atas perbuatannya, Chan terancam penjara sampai dua tahun, denda atau hukuman cambuk. Namun Chan tak mungkin menjalani hukuman cambuk karena usianya sudah lebih dari 50 tahun.

Advertising
Advertising

Dikutip dari asiaone.com, Senin, 22 Juli 2019, anak laki-laki 5 tahun itu duduk dibangku TK saat Chan melakukan pelecehan seksual padanya. Kejadian itu terjadi pada Juni 1998 di kawasan perkemahan Guillemard di jalan Old Airport, Singapura, atau saat dilakukan kemping selama tiga hari disana.

Hari Anak Nasional: Predator di Sekolah Masih Hantui Orang Tua

Chan gagal dihadirkan ke persidangan pada 29 November 1998, meski surat perintah penangkapannya telah dikeluarkan.

Chan juga tercatat sebagai mantan Kepala Psikologi Sosial di NUS. Pihak universitas memutus kontrak kerja Chan setelah dia tak pernah lagi muncul ke kampus.

Chan lantas dikabarkan telah membuat perusahaan sendiri bernama Procamps. Perusahaan itu mengajarkan teknik-teknik menulis pada remaja. Dia juga menjadi pengkoordinir kemping untuk anak-anak saat musim liburan sekolah.

Dalam persidangan terungkap, Chan telah melakukan pelecehan seksual pada seorang anak laki-laki di depan teman anak tersebut dalam sebuah acara kemping sekolah. Teman korban yang bersaksi di persidangan mengatakan dia sedang beristirahat di sebuah tempat tidur tingkat dan melihat korban duduk didekatnya. Chan lalu mendekati korban dan melakukan pelecehan seksual.

Saksi yang sekarang sudah dewasa mengatakan, sebelum memijat paha korban Chan bertanya pada korban apakah dia merasa sakit. Chan terus memijat hingga menyentuh ke area terlarang.

Chan diketahui mendapatkan gelar PhD dari Universitas Oxford. Dia terlihat terakhir kalinya di area kampus NUS pada 23 November 1999. Dia kabur ke Malaysia selama 17 tahun sebelum dikirim balik ke Singapura pada Desember 2016.

Berita terkait

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

11 jam lalu

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

Serikat Pekerja Kampus (SPK) menyebut mayoritas dosen bergaji di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

15 jam lalu

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

Perjalanan dari Batam ke Singapura dengan kapal feri hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Simak harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

16 jam lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

19 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

19 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

1 hari lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

1 hari lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

2 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

2 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya