Prayuth Chan-o-cha Resmi Akhiri Junta Militer Thailand

Selasa, 16 Juli 2019 11:30 WIB

PM Thailand, Prayuth Chan-ocha. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-cha secara resmi mengundurkan diri sebagai kepala pemerintahan junta militer pada Senin kemarin, dengan mengatakan Thailand akan kembali sebagai demokrasi normal setelah lima tahun pemerintahan militer.

Prayuth tetap sebagai perdana menteri dengan dukungan partai-partai pro militer di parlemen dan majelis tinggi yang ditunjuk militer di bawah konstitusi yang disebut para kritikus menghambat demokrasi dan menguntungkan posisi militer dalam politik.

Menurut laporan Channel News Asia, 16 Juli 2019, Prayuth, dalam pidato yang disiarkan televisi televisi mengatakan, aturan militer telah membawa kesuksesan di banyak daerah, dari memperbaiki masalah penangkapan ikan ilegal dan perdagangan manusia, hingga menyelamatkan 12 anak laki-laki dan pelatih sepak bola mereka yang terjebak di sebuah gua yang banjir tahun lalu.

Mantan panglima militer yang merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2014, mengatakan intervensi kemudian diperlukan untuk memulihkan ketertiban setelah enam bulan protes di jalanan dan bentrokan diwarnai kekerasan, tetapi keadaan kembali normal setelah pemilihan 24 Maret.

"Thailand sekarang sepenuhnya negara demokratis dengan monarki konstitusional, dengan parlemen yang anggota-anggotanya dipilih," kata Prayuth.

Advertising
Advertising

Lihat foto: Raja Maha Vajiralongkorn Diarak Keliling Bangkok

"Semua masalah akan ditangani secara normal berdasarkan sistem demokrasi tanpa menggunakan kekuatan khusus," katanya, merujuk pada kekuatan besar yang dimiliki pemerintah militer.

Pekan lalu, Prayuth menggunakan kekuatan itu untuk terakhir kalinya untuk mengakhiri berbagai pembatasan pada media. Dia juga memindahkan kasus-kasus hukum sipil dari militer ke pengadilan sipil meskipun dia mempertahankan kekuasaan untuk membiarkan pasukan keamanan melakukan pencarian dan membuat penangkapan.

Raja Maha Vajiralongkorn pekan lalu mendukung kabinet sipil baru Prayut, yang diambil dari pemerintah koalisi 19 partai yang memegang mayoritas tipis di parlemen.

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha (kanan) ikut ambil bagian dalam latihan pemakaman untuk mendiang Raja Thailand Bhumibol Adulyadej di dekat Grand Palace di Bangkok Thailand 21 Oktober 2017. REUTERS

Thailand telah mengalami kekacauan politik serta dua kudeta militer selama 15 tahun terakhir, ketika pasukan politik baru yang menarik dukungan dari pedesaan telah menantang pemerintahan junta militer yang berbasis di Bangkok.

Orang-orang pada umumnya berhati-hati tentang apa yang mungkin dibawa oleh kekuasaan baru.

"Kita harus melihat pekerjaan mereka terlebih dahulu," Noppawan Hiranpruk, 47 tahun, seorang pedagang pasar mengatakan kepada Reuters.

"Tidak apa-apa untuk memiliki wajah-wajah lama asalkan mereka memiliki ide-ide baru untuk mewujudkan hal-hal baru," katanya.

Pemerintahan baru Thailand di bawah Prayuth Chan-o-cha secara resmi mengambil alih kekuasaan setelah upacara sumpah jabatan pada Selasa, karena perdana menteri akan mempresentasikan kebijakannya ke parlemen minggu depan.

Berita terkait

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

3 jam lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Serial Scarlet Heart Versi Thailand akan Dibuat, Siapa Saja Pemerannya?

20 jam lalu

Serial Scarlet Heart Versi Thailand akan Dibuat, Siapa Saja Pemerannya?

GMMTV mengumumkan pembuatan serial Scarlet Heart Thailand pada 23 April 2024. Sebelumnya adaptasi drakor Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo

Baca Selengkapnya

Turis Cina Kembali ke Thailand untuk Berterima Kasih setelah Diselamatkan Lima Tahun Lalu

1 hari lalu

Turis Cina Kembali ke Thailand untuk Berterima Kasih setelah Diselamatkan Lima Tahun Lalu

Turis Cina itu sedang hamil saat didorong suaminya ke tebing di sebuah taman nasional Thailand lima tahun lalu.

Baca Selengkapnya

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

1 hari lalu

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

2 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Phuket dan Pattaya Overtourism, Pelaku Usaha Pariwisata Thailand Usul Pajak Turis Rp132.000

3 hari lalu

Phuket dan Pattaya Overtourism, Pelaku Usaha Pariwisata Thailand Usul Pajak Turis Rp132.000

Selama musim ramai, Phuket di Thailand mengalami kemacetan lalu lintas dan kekurangan air, bandaranya pun kehabisan slot untuk penerbangan baru.

Baca Selengkapnya

Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

4 hari lalu

Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

Thailand mengalami peningkatan signifikan jumlah wisatawan dari Kazakhstan sejak program pembebasan visa sementara tahun lalu.

Baca Selengkapnya

5 Tips buat Pelancong yang Pertama Kali ke Bangkok

5 hari lalu

5 Tips buat Pelancong yang Pertama Kali ke Bangkok

Banyak pengalaman yang bisa didapat di Bangkok dalam satu kali perjalanan, asalkan tahu lima tips berikut ini.

Baca Selengkapnya

10 Juta Wisatawan Asing Kunjungi Thailand pada Januari - April 2024

6 hari lalu

10 Juta Wisatawan Asing Kunjungi Thailand pada Januari - April 2024

Turis Cina didominasi kunjungan wisatawan asing di Thailand dengan jumlah lebih dari 2 juta.

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

6 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya